Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Pilihan

Potensi Wisata Kecamatan Tripe Jaya

1 Januari 2020   12:14 Diperbarui: 1 Januari 2020   15:26 353 1

Kawasan yang berbukit bukit dan dilewati pegunungan Leuser membuat akses jalan menuju kabupaten Gayo lues lumayan sulit. 

Kabupaten yang lahir sekitar tahun 2002 pecahan dari kabupaten Aceh Tenggara jika ditempuh dengan jalur darat dari kota Medan menuju kota Blangkejeren ibukota kabupaten Gayo Lues sekitar 10 jam perjalanan. Ada juga pesawat domestik yang hanya terbang pada hari hari tertentu dengan waktu tempuh sekitar 35 menit. 

Untuk menuju ke kecamatan Tripe Jaya diperlukan waktu sekitar 1,5 sampai 2 jam perjalanan lagi. Dengan kondisi jalan yang lumayan bagus meski ada beberapa titik longsor jalan yang sulit di lewati kendaraan. 

Pada musim hujan untuk kendaraan roda empat harus memutar lewat kecamatan Terangun. Terangun merupakan kecamatan yang terdekat dengan kecamatan Tripe Jaya yang juga merupakan pecahan daripada kecamatan Terangun. 

Kecamatan Tripe Jaya terdiri dari 10 desa yaitu Pasir, Uyem Beriring, Puli Gelime, Setul, Kuala Jernih, Rerebe, Buntul Musara, Paya Kumer, Pantan Kela, dan Perlak. 

POTENSI WISATA

Daerah Pasir, Uyem Beriring, Setul daerah yang berdekatan ini terkenal dengan santrinya karena di daerah tersebut ada beberapa pesantren baik yang masih aktif ataupun tidak aktif lagi. Banyak juga ulama lokal yang cukup terkenal di Tripe jaya dari wilayah tersebut. 

Daerah Kuala Jernih, Rerebe dan Buntul Musara terkenal dengan Air Terjun dan Kolam Biru. 

Air terjun Rerebe sebenarnya tidak hanya ada satu. Mulai dari kita memasuki wilayah Rerebe akan nampak dari kejauhan air terjun yang kecil dengan ketinggian lebih dari 15 meter hanya saja airnya kecil dan banyak digunakan warga sekitar untuk keperluan mandi dan sebagainya. 

Begitu kita masuk ke wilayah Buntul Musara kita akan menjumpai air terjun utama air terjun dan kolam biru. Air nampak berwarna biru karena batuan kapur yang ada dibawahnya. Tempat ini sudah mulai dikembangkan oleh pemerintah daerah. Pada saat musim liburan atau hari raya idul fitri akan banyak pengunjung yang datang dari wilayah sekitar ataupun dari luar daerah. 

Tidak hanya itu ada juga bendungan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) yang merupakan bantuan dari negara Jepang. Dengan adanya PLTMH ini masyarakat Tripe Jaya kecuali Pasir mampu memenuhi kebutuhan listrik yang dikelola oleh pengelola lokal. Tentu saja dengan tarif listrik yang jauh lebih murah dari listrik PLN. 

Jika kita berniat untuk berpetualang atau untuk menemukan Air Terjun yang lebih besar dan lebih tinggi kita bisa menelusuri sungai sampai ke hulu sekitar satu jam jalan kaki. Sempat diwacanakan untuk dibuat jalan ke Air Terjun tersebut namu karena beberapa hal dan pertentangan pembangunan jalan dibatalkan. 

Lokasi air terjun yang lain ada di wilayah Paya Kumer. Kita bisa menrmpuhnya dengan jalan kaki menelusuri sungai dan juga tebing yang cukup curam selama kurang lebih satu jam perjalanan dari pemukiman. 

Desa Paya kumer merupakan wilayah transmigrasi bersama dengan desa Pantan Kela dan juga Perlak. Sehingga kebanyakan penduduknya merupakan orang trasmigran dari jawa. Hanya saja untuk wilayah Perlak banyak transmigran yang pulang kampung pada masa konflik dulu. Sehingga banyak tanah dan rumah kosong yang ditinggalkan sehingga saat ini dikelola oleh penduduk lokal. 

Kampung Paya Kumer khususnya hampir semua penduduknya berasal dari wilayah Jawa Tengah khususnya wilayah Ayah Kebumen dan Kawunganten Cilacap. Wonosobo,Ngawi, Indramayu, dan daerah jawa lainnya.

Untuk harga jangan tanya dengan 50-100 ribu kita sudah bisa menikmati durian ini yang hanya dengan satu biji kita makan sudah membuat perut kita kenyang. Untuk durian lokal mulai dari 10-50 ribu kita sudah bisa menikmati sampai puas. 

Dengan berbagai variasi rasa mulai dari yang pahit sampai yang paling manis. Selain Paya Kumer, Kampung Perlak juga terkenal dengan durian lokalnya yang luar biasa. Dengan rasa khusus yang berbeda dengan durian dari daerah lain. 

Selain buah durian Tripe Jaya merupakan daerah penghasil Kakao dan Minyak serai wangi juga minyak Nilam. Petai, Jengkol juga banyak ditemykan diwilayah ini. 

Untuk wisata budaya tentu saja tari saman dan bines menjadi potensi yang cukup besar. Hampir semua siswa sekolah bisa memainkan tarian tersebut karena hampir setiap ada acara dipentaskan. Selain itu ada juga kuda lumping yang dibawakan oleh orang orang jawa yang tinggal di Paya kumer. 

Alat musik tradisional kecapi Gayo juga menjadi potensi yang lain. Alat ini pernah ditampilkan di Purwakarta oleh siswa siswi SMA Negeri 1 Tripe Jaya mewakili Aceh di dampingi oleh Bapak Azhari Akbar, S.Sn guru seni budaya di sana. 

Selain itu ada juga kesenian didong Gayo yang sering ditampilkan pada saat acara pesta pernikahan ataupun sunat. Didong ini berlangsung sepanjang malam mulai dari sekitar jam 9 malam sampai jam 5 pagi. 

Selain semua itu masih banyak hal lain yang bisa dikembangkan di Tripe Jaya menjadi daerah wisata yang juga sebagai wisata edukasi dan perualangan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun