Sebentuk keindahan yang manusia rasakan, sesungguhnya berada pada titikterendah atas kepasrahan yang telah dia hadirkan. Tentu hal tersebut diperoleh, setelah proses panjang yang terlewati, menjadikan kepahitan dan rasa manis sebagai pendamping atas proses perjalanan. Menyeimbangkan kebaikan dan kesabaran, melengkapi dengan kesantunan syukur dan memadukanya dengan do’a tulus. Hasilnya, tercermin pada kebenaran yang ditemukan oleh proses salah berulangkali. Salah satu hal yang akan mendewasakan adalah terciptanya ketenangan, kebaikan, serta kepatuhan pada Sang.