Sebagai seorang abdi negara sering sekali saya ditugaskan melakukan perjalanan ke Tapaktuan, Ibu Kota Kabupaten Aceh Selatan, sekira 30 km dari kantor. Perjalanan untuk urusan dinas ini saya lakukan dengan menggunakan motor, pertimbangannya lebih hemat dan praktis. Apabila menumpangi bus kecil yang melayani rute Kota Fajar-Tapaktuan, bisa-bisa terlambat sampai ke tempat tujuan, karena sudah kebiasaan awak bus menunggu penumpang penuh dulu atau terisi tempat duduk separuh untuk berangkat, apalagi kalau sudah jalan akan berhenti lagi menaikkan dan menurunkan penumpang.
Selain pertimbangan yang disebutkan diatas, ada alasan lain mengapa mengendarai motor menjadi pilihan, yaitu aku lebih leluasa menikmati perjalanan dengan panorama alam disepanjang jalan yang memang menarik. Dan hal ini sudah menjadi trik saya sendiri agar perjalanan melaksanakan tugas tidak terasa membosankan.
Ada beberapa panorama alam yang dapat dinikmati selama perjalanan ini, terutama lautnya dengan teluk-teluk kecil yang meliuk dibawah tebing. Serta disepanjang pantai yang dilewati juga menyuguhkan pemandangan yang menarik, apalagi banyak tersedia tempat istirahat  untuk menikmati minuman dan makanan kecil.
Kita dapat menikmati suasana laut adalah setelah melewati Desa Ujung Batee Kecamatan Pasie Raja, karena dijalur ini jalannya memang berada tepat dipinggir pantai. Awalnya jalanan setelah melewati Desa Ujung Batee ini adalah jalan pegunungan, tetapi karena sebagaian ruas jalannya sedang dalam pengerjaan kita terpaksa melewati jalan alternatif di tepi pantai yang sengaja dibuat selama pengerjaan. Jalan alternatif ini berbatu dan terkadang tidak rata, namun kita dapat terhibur dengan pemandangan yang ada. Kelebihan pantai Ujung Batee ini kita dapat menikmati barisan ombak yang memanjang sepanjang mata memandang.
Setelah melewati jalan pantai tersebut, jalanan mulai mendaki meliuk-liuk diatas gunung. Dari atas ini kita leluasa memandangi laut dan teluk-teluk kecil yang biru. Ada beberapa kampung yang akan kita temui sebelum mencapai kota, diantaranya adalah Desa Lhok Rukam. Lhok Rukam adalah kampung kecil dibibir pantai dan berada dibawah kaki gunung. Pemandangan di desa ini juga cukup menarik jika kita lihat dari atas jalan, karena kampungnya berada dibawah jalan yang kita lalui.
Diujung kampung ini kita akan menemui sebuah tempat istirahat yang sudah dibangun permanen, sekaligus dijadkan monumen atas kunjungan salah seorang proklamator Bangsa Indonesia, yaitu Bapak Moh.Hatta. Beliau pernah berisitirahat dilokasi ini saat beliau mengunjungi Aceh sekitar tahun 50-an. Bangunan ini diberi nama Jambo Hatta, berada diatas bukit kecil, dan dari atas bukit ini kita dapat memandangi panorama yang indah diantara dua sisinya.
Selain Desa Lhok Rukam, kita akan melewati bebrapa desa lagi sebelum sampai ke Kota Tapaktuan diantaranya Panjupian dan Batu Itam. Bagiku setiap perjalanan ini memiliki arti tersendiri, selain bagian dari pelaksanaan tugas yang wajib ditunaikan, disamping itu aku dapat menikmati panorama alam yang disuguhkan secara gratis.