Mohon tunggu...
KOMENTAR
Financial Pilihan

Beli atau Kontrak Rumah? Tanya Dulu Indeks Properti BH&J

13 Mei 2024   19:54 Diperbarui: 13 Mei 2024   20:15 200 4
MASYARAKAT Indonesia lazimnya memutuskan untuk membeli atau menyewa rumah berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang subjektif.

Tak heran perdebatannya sangat seru dan tak kunjung berakhir.

Kenapa demikian?

Karena setiap orang punya sudut pandang masing-masing, pengalaman masa lalu yang berbeda soal rumah, kemampuan dan kondisi finansial yang berbeda, kondisi dan kebutuhan keluarga dan orang terdekat yang berada dalam satu atap, dekat tidaknya dengan tempat kerja, nyaman tidaknya lingkungan tetangganya, serta begitu banyak faktor lain yang seakan tidak ada habisnya dibahas.

Dengan kata lain, orang saling memberi nasihat tetapi seolah lupa bahwa posisi mereka berbeda-beda meski sekilas tampak sama persis.

Namun, bagaimana jika kita meminta bantuan sains untuk memutuskannya?

Alih-alih meminta nasihat dari manusia, akan lebih objektif jika kita bisa mendapatkan jawabannya dari kalkulasi data yang faktual dan tak bisa disanggah.

Di Indonesia, cara seperti ini tentu kurang masuk ke dalam budaya mereka tetapi untuk Anda yang berminat jadi pengusaha properti, bisa jadi inilah alat yang bisa sangat membantu.

Di Amerika Serikat, telah diterapkan penggunaan sebuah indeks yang dinamai "BH&J" (Beracha, Hardin & Johnson) yang dikembangkan oleh tiga orang profesor dari College of Business Florida Atlantic University, demikian dilansir dari sciencedaily.com.

Indeks BH&J ini didesain untuk mengetahui kondisi pasar saat ini lebih menguntungkan untuk membeli atau menyewa rumah.

Dalam hal ini, tujuan pembuatan keputusan adalah untuk menciptakan keuntungan finansial tentunya. Karena siapa yang mau jual rugi propertinya (kecuali orang yang sudah sangat terpaksa)?

Indeks tersebut juga dapat dipakai orang untuk melacak riwayat pasar di kota tertentu serta mengetahui celah peluang untuk berinvestasi yang belum banyak diketahui orang awam.

Indeks BH&J mengkaji kondisi pasar properti di 23 kota besar di Amerika Serikat dan dapat menunjukkan gambaran perubahan properti hunian baik secara nasional maupun di sejumlah wilayah metropolitan.

Sebagai contoh, Indeks BH&J bisa menunjukkan bahwa hingga akhir kuartal keempat 2014, Amerika Serikat secara keseluruhan dan tujuh kota (Atlanta, Boston, Chicago, Cincinnati, Cleveland, Detroit dan New York City) berada dalam wilayah pembelian yang kuat, dengan skor yang secara historis mendukung akumulasi kekayaan melalui kepemilikan rumah.

Delapan kota (Kansas City, Los Angeles, Milwaukee, Minneapolis, Philadelphia, San Diego, Seattle dan St. Louis) sedikit masuk wilayah pembelian.

Lima kota (Honolulu, Miami, Pittsburgh, Portland dan San Francisco) berada di atau mendekati titik kesamaan antara kepemilikan dan penyewaan.

Di sini, selisih antara pembayaran sewa bulanan dan pembayaran kepemilikan tampaknya berada di titik di mana kepemilikan maupun penyewaan secara statistik tidak diutamakan.

Tiga kota (Dallas, Denver dan Houston) jelas berada di wilayah penyewaan, dengan harga properti yang jelas melampaui sewa.

Menariknya, Indeks BH&J dapat membantu menunjukkan kota-kota yang lebih ramah bagi para penyewa properti.

Indeks melakukan perbandingan antara individu yang membeli rumah dan individu yang menyewa rumah berkualitas serupa dan menginvestasikan kembali semua uang yang seharusnya diinvestasikan untuk kepemilikan rumah.

Kolaborator Johnson dalam penelitian independen ini adalah Eli Beracha, Ph.D., asisten profesor di T&S Hollo School of Real Estate di FIU, dan William G. Hardin III, Ph.D., direktur T&S Hollo School of Real Estate di College of Business FIU.  

Hasil indeks distandarisasi antara 1 dan -1, dengan skor negatif mendukung kepemilikan dan skor positif mendukung penyewaan.

Indeks BH&J memberikan informasi tentang arah dan kesehatan pasar perumahan yang bervariasi, serta informasi tambahan untuk profesional real estat, pengembang, pemberi pinjaman, dan pembuat kebijakan perumahan.

Nah, sekarang pertanyaannya: apakah para akademisi di Indonesia sudah ada yang mencoba membuat indeks serupa dengan menggunakan data yang faktual dan termutakhir di kota-kota besar di Indonesia?

Dan jika ada, apakah Anda akan mau memakainya untuk membantu memutuskan beli atau kontrak rumah? (*/)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun