Saat Dolli ditutup, kita mengira bahwa prostitusi telah usai,Surabaya cenderung menjadi kota suci, tapi ternyata tantangan kita justru menjadi semakin besar, semakin banyak pelanggaran- pelanggaran norma itu berkembang ke masyarakat- bahkan melalui media sosial yang sebelumnya tidak ada.Dolli berubah wajah menjadi maya dan bergerilya. Pantas kita pertanyakan mengapa ini bisa terjadi dan apa sebenarnya yang menjadi masalah? Bagaimana cara memecahkannya..?
KEMBALI KE ARTIKEL