Saya membaca beberapa artikel di Kompasiana yang menyinggung kata “sampah”. Secara pribadi penulis pun, mencoba memahami dan berpikir sebenarnya apa yang dimaksud dengan tulisan sampah. Benarkah media warga ini telah menjadi halaman belakang, seumpama kali yang mengalir dan disulap sebagai tempat pembuangan akhir sampah. Dimana setiap orang yang usai menulis, lalu membuangnya sembarangan di Kompasiana?