Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Crowd Surfing, Bahaya tapi Nikmat!

4 Agustus 2011   09:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:06 348 0
[caption id="attachment_122908" align="aligncenter" width="300" caption="Crowd Surfing I - foto by Bobo"][/caption] Bersimbah keringat, dalam hingar bingarnya musik rock yang meledak di panggung, di malam yang panas dan penuh gairah, saya memanjat tepian panggung. Sejenak menanti momen yang tepat di samping monitor vokal, untuk kemudian menceburkan diri ke ratusan tangan yang teracung penuh semangat. Ya, inilah dia, stage diving-crowd surfing combo yang super menyenangkan, hahaha!

Terjun bebas dari atas panggung, yang dilanjutkan dengan berselancar diatas tangan para penonton, tentu saja, sangat tidak dianjurkan. Terutama oleh penyelenggara musik paranoid yang tidak bisa membedakan kesenangan rock dengan kerusuhan. Yah, tipikal penyelenggara yang hanya peduli dengan berapa banyak uang yang bisa mereka keruk dari sebuah rock band dan basis penggemarnya.

Sejak insiden meninggalnya 9 orang dalam konser Pearl Jam di festival rock bertajuk Roskilde Festival tahun 2000 silam, hampir semua konser rock di Eropa melarang keras aksi stage diving dan crowd surfing. Meskipun, pada kenyataannya, kematian kesembilan fans rock yang malang itu murni disebabkan oleh kondisi lapangan di depan panggung yang bersalju dan licin, yang membuat mereka tergelincir dan terinjak oleh penonton lainnya.

Bagaimana fans rock, punk, dan metal bisa melakukan stage diving-crowd surfing combo di malam yang gila dan masih hidup keesokan harinya?

Seperti semua hobi berbahaya lainnya di dunia ini, jawabannya adalah: etika dan prosedur keselamatan!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun