Di album keduanya ini, Besok Bubar masih setia dengan tema-tema sosial Jakarta.
Carut-marutnya kehidupan kita, orang Jakarta, diceritakan dengan lugas. Tak ada bunga kata-kata disana. Tak perlu segala basa-basi. Semua mengalir lepas dan sederhana, bersama deru gitar dan pukulan drum yang keras menghantam.
Sedikit lebih condong ke metal dibanding sound grunge pada umumnya, Besok Bubar memang berbeda. Dan perbedaan itu kian mencolok jika menilik sampul album mereka kali ini.
Sampul album mereka sesungguhnya adalah sebuah lukisan dua sisi berukuran besar sekali, yang digambar oleh seorang seniman bernama Davro, yang dilipat menjadi beberapa bagian kecil. Sebuah lukisan yang menggambarkan taman bermain di tengah kota.
Satu sisi berisi keceriaan anak-anak yang bercanda di taman, mereka sebut sebagai Good Side. Sisi sebaliknya, yang mereka namai Bad Side, berisi anak-anak yang sudah berubah menjadi iblis dan saling mencelakai!
Di era digital ini, dimana nilai sebuah album musik lebih payah dibanding harga sepiring nasi uduk, lukisan unik seperti ini tentu bernilai koleksi tinggi.
Stone Gossard, gitaris Pearl Jam, pernah berkata: “Kalian bisa jadi tak suka musik Pearl Jam, tapi kalian pasti suka kaos kaki buatan kami!”
FYI, di website resminya, Pearl Jam memang menjual banyak sekali merch, mulai dari poster, kaos, topi, jaket, hingga kaos kaki!
Mungkin Besok Bubar, dengan caranya sendiri yang unik dan mengesankan, ingin menyatakan hal serupa: “Kalian boleh gak suka sama musik kami yang separuh grunge separuh metal, tapi kalian pasti jatuh hati sama sampul album ini!”
Hahahaha, Besok Bubar, kalian boleh juga!
