gambar: food.detik.com
Anda punya buah hati yang sedang melewati usia sekolah? Masih duduk di bangku Tk atau SD, luangkan sejenak membaca tulisan ini. Anak-anak kita yang umurnya rentang usia 4 – 12 tahun adalah anak-anak yang masih dalam tahapan tumbuh kembang. Anak-anak yang sebelumnya mungkin hampir 24 jam berada di bawah pengawasan kita, kini tidak lagi sepenuhnya. Memasuki gerbang sekolah untuk menuntut ilmu dan bersosialisasi dengan lingkungan di luar rumah. Bukan hanya perubahan teman-teman bermain, pola pengasuhan, tetapi jugapola makan yang perlu diperhatikan. Ada baiknya khusus tentang makanan bagi si kecil di sekolah kita seleksi dengan cermat. Makanan yang dimaksud adalah jajanan si kecil, entah itu beli di kantin sekolah atau bekal dari rumah. Maka alangkah bijaksananya kita sebagai orang tua tetap melakukan langkah preventif, dengan memperhatikan jajanan apasaja yang boleh atau perlu dihindari anak.
Kini marak diberitakan tentang jajanan sekolah yang tak sehat. Bukan haya satu dua kasus yang pernah terekspos di media tetapi begitu sering kita saksikan di televisi. Adanya anak-anak yang mengalami keracunan akibat mengkonsumsi jajanan tak sehat begitu sangat memprihatinkan. Menjadi hal penting tindakan yang sebaiknya kita lakukan adalah membekali anak dengan jajanan sehat dari rumah.
Pentingnya bekal sehat
Membiasakan membawakan bekal makanan sehat ke sekolah si kecil sangat dianjurkan oleh para pakar. Kebiasaan yang mungkin sedikit merepotkan bagi orang tua, namun sangat bermanfaat bagi kesehatan buah hati kita. Kalau anda tipe orang tua yang sangat peduli dengan tumbuh kembang buah hati anda, pengorbanan dan kerelaan anda bersusah payah memang dipertaruhkan. Bukan hal yang mudah memang, tetapi perlu disadari betapa pentingnya hal ini bagi berlanjutnya potensi kesuksesan anak anda di masa depan. Ada beberapa keuntungan yang kita peroleh, dengan rajin membekali anak dengan bekal sehat dari rumah. Adapun keuntungan tersebut diantaranya:
1.Mendidik anak tidak boros
Dengan bekal yang kita buatkan tak perlu lagi kita menambah uang jajan. Dengan gaya dan pola mendidik yang cerdas kita bisa mengalihkan uang jajan menjadi alokasi tabungan bagi si kecil. Anak pun takkan mudah tergiur dengan jajanan yang mereka lihat disekolah. Menanamkan sikap hemat sangat sulit jika tak dilakukan sejak usia dini. Saya yakin anda yang bisa bersikap hemat atau boros sangat dipengaruhi oleh pola yang ditanamkan orangtua anda sejak masa kanak-kanak. Coba diingat ya??
2.Mendekatkan hubungan orang tua dan anak
Anak yang terbiasa dengan bekal yang dibuatkan khusus oleh ibunya akan sangat mudah berempati, anak merasa lebih diperhatikan. Hubungan emosional dengan sendirinya lebih dekat, karena setiap olahan kita pasti ada bumbu kasih sayang yang tertuang di dalamnya. Melihat sang ibu bersusah payah dipagi hari melawan udara dingin dan kantuk, namun tetap menyiapkan sarapan dan bekal yang sehat, anak anda pasti sangat sayang pada anda. Buktikan sendiri deh!
3.Anak kita terhindar dari gangguan kesehatan yang bersumber dari jajanan tak sehat.
Ini manfaat yang paling penting, dan tak ternilai harganya. Saat kita melihat anak kita tumbuh dengan sehat, menjadi kebahagiaan tersendiri bagi orang tua. Bahkan bisa menjadi tolok ukur akan kesussekan kita menjadi seorang ibu, yang fitrahnya adalah menjaga, mengasuh, mendidik, dan membesarkan anak. Siapa sih yang pertama kali dilihat sinis dan disindir “ ga bener urus anak” , kalau ga kaum ibu??
Tentu selain kemauan kita membekali anak dengan bekal sehat, kita juga harus tahu syarat bekal yang sehat. Tidak akan berarti banyak capek yang kita rasakan jika kita abai dengan syarat yang harus kita ketahui dalam membuat bekal sehat.
Syarat Bekal Sehat
Bekal sehat untuk anak sekolah TK atau SD, memang harus disesuaikan dengan umur dan kebutuhan nutrisi anak. Selain itu bentuk aktivitas disekolahpun tetap harus diperhatikan sehingga bekal yang kita buat benar-benar sesuai kebutuhan anak. Adapaun syarat-syarat bekal sehat antara lain:
1.Memenuhi unsur gizi
Tak perlu anda membandingkan tingkat pendidikan anda sebagai ibu dengan ibu lain. Karena pengetahuan tentang gizi sangat mudah kita peroleh. Hanya ibu yang malas saja yang berkeluh “ tidak tahu mana makanan bergizi”.
Nilai gizi pada makan ditentukan dari pemenuhuan karbohidrat, protein, lemak, ditambah unsure mineral dan vitamin. Pada prinsipnya kebutuhan gizi anak sama dengan orang dewasa. Namun mengingat anak masih dalam usia pertumbuhan, maka sangat disarankan pemenuhan kebutuhan protein yang cukup. Sumber-sumber gizi Karbohidrat bisa berupa roti, nasi, kentang, . Terpenuhi nya karbohidrat juga memberi sumbangan rasa kenyang yang dibutuhkan anak-anak. Sumber lemak banyak berasal dari daging, minyak, dan mentega. Protein bisa kita peroleh dari daging, telur, ikan, dan protein nabati dari olahan kedelai yaitu tahu dan tempe. Kebutuhan vitamin juga disarankan dengan memenuhi aneka buah dan sayur.
Berikut beberapa menu yang pernah saya praktekan untuk mengisi kotak bekal jagoan saya.
1.Rotigulung isi selai
2.Rotigulung sossis goreng panir
3.Buah potong aneka warna
4.Nasi gulung isi daging
5.Orak-arik telur
6.Agar-agar lapis cake
7.Mie gulung isi sosis
8.Sanwich roti tawar isi sayur
9.Roti bakar isi pisang cokelat keju
10.Puding roti keju cokelat hangat.
2.Bersih
Pola hidup bersih yang sudah tertanam sejak dini, bukan lagi menjadi masalah untuk menyiapakan bekal yang sehat dan bersih. Tentu mencakup dari proses pembuatan bekal, alat yang digunakan, hingga kotak bekal. Bahkan dalam ajaran agama tertentu “ Kebersihan itu sangat dianjurkan, karena menjadi bagian dari bentuk keimanan seseorang.
Ibu yang mengolah sendiri bekal untuk anak, pasti akan lebih cermat memeperhatikan kebersihan selama proses memasak hingga mengemas dalam kotak bekal.
3.Menarik
Point ini lebih pada metode persuasive kita agar anak mau memakan bekal yang kita buat. Kreativitas kita, dan kemaunan untuk tetap menjaga mood anak harus kita pelihara. Variasikan menu dan penampilan sehingga anak tidak merasa bosan, dan malas membuka kotak bekalnya.
4.Sesuaikan dengan aktivitas sekolah
Makanan bekal sebaiknya disesuaikan dengan jadwal makan anak. Untuk anak TK yang hanya disekolah kurang dari 5 jam mungkin lebih cocok berupa snack dengan ukuran kecil. Sedangkan untuk anak SD yang beraktivitas lebih dari 5 jam dapat dibekali 2 macam bekal. Pada istirahat pertama cukup dengan kudapan atau makanan ringan. Sedangkan untuk istirahat kedua dengan makanan yang cukup mengeyangkan. Pilihlah hidangan sepinggan, yaitu istilah untuk satu hidangan namun lengkap dan padat gizi. Sisi kepraktisan harus diperhatikan mengingat kaum ibu yang menyiapkan di pagi hari adalah waktu yang pendek jika kedua orang tua pun harus pergi bekerja.
Jika aktivitas sekolah banyak memerlukan kegiatan fisik seperti mata pelajaran olahraga dan praktek ke lapangan, boleh ditambah porsi bekal.
5.Sesuaikan dengan organ pencernaan
Anak-anak memiliki organ pencernaan yang belum sepenuhnya maksimal. Memilih makanan dengan tekstur lunak sangat disarankan agar mudah dicerna oleh organ pencernaan anak. Hindari daging dengan potongan besar, dan menggunakan bumbu-bumbu yang terlalu tajam. Beberapa bumbu seperti cuka, cabai, dan lada justru berpotensi menganggu system pencernaan anak. Apalagi jika terjadi dilingkunagn sekolah , ini akan sangat menganggu kegiatan belajar anak. Dan sebaiknya lengkapi dengan air minum. Air minum sangat penting untuk menghindaari dehidrasi setelah anak beraktivitas.
Dari syarat dan keuntungan yang kita peroleh bukan tidak mungkin menjadi lebih hemat bukan? Coba kita bandingkan dengan membiarkan anak kita jajan sembarangan. Kerugiannya jelas dari kebalikan manfaatnya diatas. Yaitu:
1.Anak menjadi boros
Dengan membekali uang, belum tentu anak berbakat hemat sekalipun bisa diharapkan sesuai yang kita anjurkan. Potensi anak terpengaruh teman-temannya, atau ajakan dan rayuan penjual tak mungkin kita awasi 100% bukan??
2.Anak dan orang tua tidak terikat emosional yang dekat
Hal ini benar-benar tak didapat anak. Kesibukan orang tua, atau hanya yang sok sibuk lebih memilih jalan praktis. Banyak kaum ibu, walau sempat bangun tidur buka akun FB, sempat ngobrol dengan tetangga, apalagi tak mau ketinggalan gossip terpanas selebriti di TV, namun tak sempat menyiapkan bekal untuk buah hati. Waduh kalau anda atau istri anda adalah ibu yang model seperti ini, bisa bayangkan seperti apa anak anda? Bukankah buah apel jatuh tak jauh dari pohonnya?? Anda takkan bisa menikmati kedekatan dengan anak, jika memberi bekal uangpun sambil tetap tangan berkutat dengan keypad smartphone anda.
3.Berpotensi sakit
Karena kita tak bisa mencegah orang lain atau pihak sekolah 100% memberikan jaminan bahwa makanan jajanan yang beredar di lingkungan tersebut aman dan sehat.
Dari uraian diatas menjadi dua hal yang utama dilakukan adalah komitmen dan konsistensi kita. Tanpa kedua hal itu, tak dipungkiri anak kita sama rentannya dengan anak-anak yang dibiarkan jajan sembarangan. Jadi untuk kaum ibu, ketelatenan, komitmen, konsistensi, dan pengorbanan anda untuk tetap setia menyediakan bekal sehat bagi anak anda adalah hal mutlak. Tanpa itu semua, anda sama saja dengan membiarkan generasi penerus pembangunan bangsa dan pewaris gen anda rusak. Walau tak ada gading yang tak retak, tak ada orangtua yang sempurna. Namun dengan memiliki pengetahuan dan rambu-rambu kita pasti berjalan di koridor yang lebih baik. Jika satu dua kali alpa, dengan cepat kita akan kembali ke pola yang benar. Siapa sih yang tak ingin punya anak sehat, cerdas, dan berprestasi di sekolah. Dalam tubuh anak yang sehat pasti ada akan ada prestasi yang kita petik.
Siap untuk berubah bu??