Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Agresi Militer Semut

22 April 2013   23:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:46 131 0
Aku juga bingung kenapa mereka kekeuh banget buat masuk ke kamar kosku.

Apa aku terlalu manis buat mereka ya?

*eh

Padahal, dinding kamarku sudah tak berbentuk.

Oke, aku akui aku anak seni rupa... Tapi ini tu gak nyeni banget lo...

Dibilang mural ya nggak, dibilang grafiti ya jauh...

Ini berawal dari sekitar setengah tahun yang lalu.

Suatu hari aku pulang dari kuliah dalam kondisi capek dan menemukan kamar kosku banjir SEMUT! S-E-M-U-T! Ant!

Dan peperangan di mulai...

Kucoba berbagai cara untuk mengusir mereka. Berusaha membebaskan diri dari penjajahan mereka. Berusaha sekuat tenaga dari mencegah kontaminasi segala kuman dan virus yang mereka sebar lewat jejak kaki mereka. Tak terbayang... Entah wilayah bumi mana yang baru saja mereka injak. Mungkin dapur? Kamar ibu kos? Tanah becek? Dinding got? Toilet?! Dan sekarang mereka menginjak-injak makananku!! Tidak bisa dibiarkan!

Tapi ini tidak semudah dibayangkan. Segala jurus sudah kugunakan, semua senjata sudah kucoba, tapi mereka selalu bisa kembali, kembali dan kembali. Lewat jendela, lewat pintu, lewat celah kusen... Mereka benar-benar seperti hantu yang tiba-tiba sudah muncul lagi dengan deretan panjang beribu pasukan.

Setiap penyakit memiliki obat.

Dan puji syukur kepada Allah. Aku menemukan senjata terampuh untuk menghentikan jalur feromon mereka.

Kapur Ajaib!

Kugores seluruh dinding kamarku yang mungkin bisa mereka jadikan jalur penyerangan. Kamarku jadi indah. Inilah awalnya, sebab dari segala kreatifitas yang kutumpahkan pada dinding kamar kosku yang ungu dan anggun. Kini nasibnya lebih buruk dari papan tulis. Tak apa, yang penting aku aman dari gangguan mereka. Penyamun! Aku aman dari mereka dalam beberapa bulan ini.

Ah, itu sudah lama. Hari ini perang kembali berkecamuk.

Mereka tahu-tahu sudah memenuhi kamarku lagi.Aku benar-benar gila dibuatnya!

Berkali-kali ku cek, sebenarnya apa sih isi kamarku yang ingin mereka jarah?

Aku hanya merasa bahwa aku adalah anak kos sederhana yang tidak pernah neko-neko menyimpan batangan emas atau setumpuk berlian di dalam kamar kos. Aku heran, apa yang sebenarnya mereka inginkan dariku?

Mataku terpaku pada benda itu.

Benda gurih dan renyah di dalam bungkusan plastik hitam.

'Tempe Goreng'

Sumber kehidupanku hari ini yang kubeli untuk mengganjal perut tadi siang.

Aih, mereka benar-benar kelewatan!

Aku harus segera membantai mereka yang berani masuk ke wilayah kekuasaanku!

Kali ini seru banget. Kutelusuri jalur evakuasi makanan mereka, mengikuti jejak feromon yang dengan jahatnya selalu berhasil membuat mereka kembali menemukan jalan pulang meski berkali-kali kucoba kacaukan. Kuikuti jejak itu. Bermula dari seonggok tempe di atas rak makanan, lalu menjalar ke bawah rak, ke lantai, ke bawah meja, ke samping kasur, ke sela-sela keramik lantai, ke samping lemari, naik ke dinding, ke kusen jendela, naik lagi... naik...

ASTAGA!

Ventilasi yang sama sekali tak terpikirkan olehku sebelumnya...

(Ini belum selesai, lanjut klik: http://senja1612.blogspot.com/2012/12/agresi-militer-semut.html )

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun