Pertama, suku bunga yang ditetapkan BI dapat mempengaruhi tingkat investasi dan konsumsi. Suku bunga yang rendah cenderung mendorong perusahaan dan individu untuk meminjam lebih banyak uang, yang dapat digunakan untuk investasi atau konsumsi. Hal ini dapat meningkatkan permintaan agregat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, suku bunga yang tinggi dapat menekan permintaan agregat karena biaya pinjaman yang lebih mahal, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, penyesuaian suku bunga harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa ekonomi bergerak pada laju yang diinginkan.
Kedua, persyaratan cadangan bank, yang merupakan proporsi dana yang harus dipegang oleh bank sebagai cadangan, juga berpengaruh. Jika BI menurunkan rasio cadangan, bank akan memiliki lebih banyak dana untuk dipinjamkan, yang dapat meningkatkan likuiditas di pasar dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, jika rasio cadangan ditingkatkan, hal ini dapat mengurangi jumlah dana yang tersedia untuk dipinjamkan, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Ketiga, operasi pasar terbuka, yaitu pembelian atau penjualan surat berharga pemerintah oleh BI, dapat digunakan untuk mengatur jumlah uang yang beredar. Pembelian surat berharga dapat meningkatkan jumlah uang yang beredar dan mendorong pertumbuhan ekonomi, sedangkan penjualan surat berharga dapat menarik uang dari peredaran dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.