Pada tahun 1997, seorang pemain sepakbola berbakat luar biasa berpindah kostum dari blaugrana ke nerazzurri. Setahun sebelumnya pemain tersebut telah menjadi pemain terbaik dunia versi FIFA dan mencetak 47 gol dari 49 penampilannya bersama Barca. Salah satu gol yang membuatku jatuh hati kepada bakat dan kemampuannya adalah gol solo run yang dilakukannya ke gawang Celta Vigo, melewati hampir semua pemain Celta Vigo ketika itu.
Karena kesukaan kepada pemain itulah saya akhirnya menjadi seorang Interisti. Pemain itu adalah Ronaldo Luis Nazario De Lima yang dibeli Inter Milan dari Barcelona dengan nilai transfer memecahkan rekor 19 juta poundsterling.
Pada sekitar waktu-waktu itu dalam keingintahuan mengenai sejarah Inter Milan, sayapun mendapatkan informasi yang udah lupa sumbernya (kemungkinan besar dari majalah Bola), menyebutkan risalah pendirian Inter Milan.
Para pendiri Inter adalah sekelompok pemberontak dari sebuah klub sepakbola satu-satunya di kota Milan waktu itu Milan Cricket and Football Club (sekarang AC Milan). Mereka menginginkan sebuah klub sepakbola yang terbuka kepada semua orang dari kebangsaan manapun. Karena itulah mereka menamakan klub tersebut Football Club Internazionale Milano. Kisah ini terjadi pada tahun 1908, yang meskipun sudah begitu lama, pesannya masih tinggal hingga saat ini: jangan ada lagi rasisme (di sepakbola)!