Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Keluarga, Ritual, Ibadah, Liburan

8 April 2012   16:19 Diperbarui: 23 September 2023   20:29 273 1


Tanggal 6 April 2012 adalah perayaan Jumat Agung. Perayaan kali ini berbeda karena kali ini kami bersaudara juga berkumpul bersama. Sebuah kemewahan ketika kami semua sudah dewasa dan memiliki pekerjaan berbeda di berbagai tempat.

Di Wasuponda, pada setiap Jumat Agung, Sabtu, kemudian Minggu Paskah, umat kristiani selalu merayakannya sebagai hari keluarga, ritual, ibadah dan liburan.

Warga muslim di Wasuponda juga melakukan ritual yang kurang lebih sama pada rangkaian hari-hari Idul Fitri.

Wasuponda, 6 April 2012

Pada hari tersebut, setelah Ibadah, setiap anggota keluarga yang terlibat membawa peralatan pembersih masing-masing. Ember, sapu lidi, sapu ijuk, sabit, parang, majun bahkan ada juga yang membawa alat semprot dengan cairan pembunuh tanamannya dan bunga.

Pada ritual ini, keluarga besar, yang terdiri dari dua generasi, kadang-kadang juga tiga dan empat berkumpul di kuburan anggota keluarga tersebut. Ada yang menyiangi rumput, mengelap nisan, menuang air, dan menabur bunga. Tidak ada pengaturan kerja.


Orang-orang tua masih mempraktekkan sebuah ritual lama masyarakat asli Wasuponda dan sekitarnya yaitu berbicara menyapa seakan manusia (roh) yang di kubur tersebut mendengarkan. Yang dibicarakan biasanya kehadiran orang-orang, sanak keluarga, di kuburan tersebut dan keadaan mereka. Bagian dari kepercayaan lama itu mengharuskan setiap anggota  keluarga untuk hadir pada acara-acara seperti ini karena seperti kepercayaan Lahumoa* yakini, roh manusia setelah meninggal tetap tinggal didalam dunia dan memengaruhi kehidupan mereka yang masih hidup. Itu juga sebabnya kuburan-kuburan disini selalu dibuat beratap.

Bagi kami generasi-generasi yang lebih muda, hal ini hanya dianggap sebagai kebiasaan atau adat, makna religiusnya sudah hilang karena kami sudah tidak mengalami kontak langsung dengan religi lama itu seperti orang-orang tua kami yang mengalami langsung pergulatan antara dua keyakinan itu di dalam batin.

Penduduk asli Wasuponda dan sekitarnya, disebut juga orang PASITABE, singkatan dari tiga suku yaitu Padoe, Karunsi’e dan Tambe’e baru menjadi penganut Kristen pada 1900-an dan sebagian Islam pada 1960-an.

Sorowako, 7 April 2012

Untuk acara keluarga kali ini kami memilih berwisata di danau Matano, salah satu danau terjernih dan terdalam di dunia. Rangkaian danau Matano, Towuti**, Mahalona,Masapi dan Wawontowa adalah salah satu untaian danau tektonik purba di dunia.

Untuk berwisata di danau Matano, kita harus ke Sorowako lebih dulu. Perjalanan ditempuh selama tiga puluh menit dengan kendaraan bermotor dari Wasuponda sampai di dermaga. Disana sudah berkumpul beberapa raft yaitu sebuah rakit bermotor yang dibentuk dengan dua buah perahu bermotor disatukan dengan lantai kayu. Raft ini adalah sarana penyeberangan dari Sorowako ke Nuha, sebuah kampung di sisi lain danau. Dari Nuha, orang bisa ke daerah manapun di Sulawesi Tengah.


Kami menyewa sebuah raft selama sehariuntuk dipakai bersantai dan bermandi-mandi ria di sebuah posisi yang kami pilih sepanjang tepi danau Matano.


Paskah, 8 April 2012

Paskah. Hari ini pada pukul empat subuh, orang-orang dari semua gereja, semua denominasi berkumpul di lapangan depan kantor kecamatan, sebelum memulai ritual lain: jalan obor, yaitu arak-arakan obor dengan rute keliling Wasuponda. Perayaan kali ini begitu menarik karena selain obor ada juga lampion yang dilombakan.


Selain untuk tujuan mengingat para murid yang berjalan ke kubur Yesus dan menemukan kubur yang kosong, acara ini juga adalah sarana mempererat hubungan dengan semua orangdan memperlihatkan kehidupan antar umat beragama yang damai.

Semua orang membaur tanpa melihat latar belakang denominasi dan gereja.

Acara ini berakhir kembali di lapangan depan kantor kecamatan dan semua orang pulang ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan diri menghadiriibadahpaskah.


Catatan:

*Kepercayaan Lahumoa: Kepercayaan kepada Penguasa Tertinggi alam semesta, Ue Lahumoa. Kepercayaan asli masyarakat Sulawesi bagian tenggara dan timur. Meskipun menyembah kepada sebuah Entitas Tunggal, bagian terbesar dari kepercayaan tersebut adalah roh-roh leluhur, yang meskipun memiliki konsep surga pada tempat tinggal Ue Lahumoa, tetapi roh manusia tidak bisa kesana dan tetap tinggal di dalam dunia dan memengaruhi kehidupan manusia.

**Khusus danau Towuti, data penelitian yang sudah ada menunjukkan bahwa pada sedimen setebal 10 meter tersimpan rekaman data perubahan iklim dan lingkungan di tepi barat Samudera Pasifik selama 60.000 ribu tahun terakhir. Sebuah proyek dengan untuk tujuan yang lebih besar sudah direncanakan berlangsung pada 2014/2015 yang digagas Pemda Lutim, Brown University dan ITB.http://www.palopopos.co.id/?vi=detail&nid=49738

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun