Saya, masuk dalam golongan makhluk dinamis yang pernah tercipta di muka bumi ini. Tidak sedikit yang tau kebiasaan traveling saya. Kalau ada perempuan yang hidupnya bahagia dengan belanja tas, sepati dan baju di mal, saya lebih suka backpacking ke tempat yang belum pernah saya kunjungi. Kalau ada perempuan yang takut matahari, saya justru merindukan matahari.
If you wonder how my blood works in my body, you have to see how do I look after I'm done with my trip!
Saya bersyukur karena bisa menapakkan kaki di 7 negara sebelum saya menikah. Sempat saya berjanji (untungnya) dalam hati bahwa saya akan mengurangi aktivitas bepergian saya setelah menikah.
It doesn't work very well... I kept going...
Hal pertama yang saya negosiasikan dengan (pada saat itu) calon suami saya, adalah tidak mudah untuk menghentikak kebiasaan traveling saya. Yang ada hanya mengurangi, tidak menghentikan, dan suami saya setuju. YAAAY!
After
Ternyata saya memang cenderung menularkan hobby traveling saya pada suami saya. Pernikahan membuat saya lebih compromise tentang kemana kami akan pergi. Hal yang paling berat yang harus saya kompromikan adalah snorkeling. Suami saya, sekalipun bekerja di tengah lautan, merasa cukup ngeri bila harus masuk ke keheningan bawah laut... sekalipun itu indah... Saya yang gila snorkeling, justru hening tapi indah itu yang saya cari! Sejauh ini, hanya Bali garis tengahnya... Beautiful!
Happily Ever After...
Yes we are happy... Banyak perbedaan kami yang terbayar oleh cinta! Gombal? Lebay? Memang... Tapi sungguh, memang begitu adanya...
Saya tidak pernah berhenti berselingkuh dengan ransel saya sekalipun telah memutuskan untuk menikahi laki-laki yang saya cintai.
Dita
April 17, 2015