Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

"Love" vs "Falling in Love"

9 Oktober 2011   12:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:09 176 0
Malam yang dihiasi gerimis di Jakarta. Mengalun lagu "Way Back into Love" oleh Hugh Grant dan Haley Bennet. Dibuat film oleh Hugh Grant dan Drew Barrymore sebagai bintangnya di "Music Lyric" (lagu bisa diunduh di http://www.mediafire.com/file/4pr47bafph7xa93/Way%20Back%20Into%20Love.mp3) All I wanna do is find a way back into love I can’t make it through without a way back into love And if I open my heart to you I’m hoping you’ll show me what to do And if you help me to start again You know that I’ll be there for you in the end ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Anak muda! Begitulah saya mengklasifikasikan spesies ini dengan metode  binomial nomenclature. Spesies peralihan dari tahapan evolusi yang terletak antara Anak anak dan Orang dewasa. Setelah mengalami identifikasi dengan menggunakan kunci dikotomi akhirnya diketahui  bahwa spesies Anak muda ini identik dengan ketidakstabilan perasaan mereka. Mereka sering dilanda penyakit gundah atau dengan istilah yang lagi tren sekarang disebut galau. Penyakit ini sangat menarik untuk diteliti karena telah menjangkiti hampir semua spesies Anak muda. Karena alasan inilah saya mencoba melakukan riset kepada spesies Anak muda. Objek penelitian adalah seorang Anak muda dengan kode spesies 123.$%^.678.()- Penyakit galau atau secara ilmiah disebut juga galauiuztruzoradiuruz ini disebabkan oleh dua virus utama, yaitu virus "Love" dan "Falling in Love".  Virus yang sebenarnya saudara kembar tapi tak sama. "Love" bila diterjemahkan ke kasanah budaya lokal akan disebut mencintai sedangkan "Falling in Love" disebut jatuh cinta. Kesamaan kedua saudara kembar ini terletak pada gejala-gejala awal proses terjangkitnya. Gejala itu seperti Anak muda mulai senyum-senyum sendiri saat menerima sms yang bagi sebagian orang itu hal biasa tapi baginya itu sangat berarti bahkan sampai disimpan untuk kenangan spesial. Perasaan kangen dan ingin bertemu yang  terus melanda. Perasaan gugup dan salah tingkah yang tidak biasa saat balas sms atau komen-komen fb takut salah atau apalah sampai-sampai menulis sms kadang diedit berkali-kali. Menulis status-status  tentang perasaan secara intensif atau status curhat. Lebih suka menonton film dengan tema romansa. Serta beberapa gejala lain yang masih terkait. Oke, masuk ke inti pembahasan bagaimana cara membedakan kedua virus yang mempunyai gejala sama itu? Pastinya susah, orang yang kembar saja susah dibedakan apalagi virus. Tapi setelah dilihat dengan mikroskop elektron akhirnya tampaklah beberapa perbedaan dari "Love" dan "Falling in Love". Untuk mempermudah menjelaskan maka digunakan ilustrasi. Virus "Love" Dikatakan "Love" jika merujuk definisi dalam pendekatan verba. "Love" itu kata kerja, jadi tidak dipengaruhi oleh sifat eksternal. Mencintai lahir dari komitmen di awal kemudian berusaha untuk dipertahankan. Dalam prosesnya "Love" tidak dipengaruhi oleh keadaan eksternal. Tidak peduli orang yang kita cintai sudah menjadi tua, tiba-tiba bangkrut, tidak keren lagi, atau apalah "Love" tetap abadi. Karena pada dasarnya suatu kata kerja itu pilihan individu masing-masing. Mau kau lakukan atau tidak kata kerja "Love" itu? Dalam mencintai kita tidak berusaha mencari seseorang yang terbaik namun kita menjadikan orang yang kita pilih itu sebagai seseorang terbaik. Tentu saja kita memilih dia karena dia juga memilih kita untuk sama-sama menjadikan satu sama lain sebagai yang terbaik. Perlu digaris bawahi menjadikan yang terbaik bukan mencari yang terbaik. Ada istilah apabila engkau mencari bunga terindah maka kau tidak akan pernah menemukannya karena bunga-bunga baru akan terus bermekaran. Konsep inilah yang saya temukan dalam islam. Dalam muamalah masalah munakahat seseorang melamar dulu kemudian diputuskan setuju atau tidak setuju untuk menuju jenjang pernikahan. Baru setelah ijab qobul itulah kita harus berkomitmen untuk selamanya mencintai pasangan kita. Bukan pacaran ganti-ganti mulu cari yang cocok dan sempurna. Kalau mencari yang sempurna tidak akan pernah dapat, pada dasarnya sifat manusia selalu merasa kurang kecuali mau bersyukur. Virus "Falling in Love" "Falling in Love" lebih merujuk ke definisi dalam pendekatan adjektivia. Layaknya kata baik, cantik, atau keren. Semua kata itu perlu alasan dalam penggunaannya. Keadaan "Falling in Love" ini sangat dipengaruhi eksternalitas. Ada perubahan sedikit saja pada kondisi eksternalitas langsung mengancam keadaan love pada "Falling in Love".  "Falling in Love" ini memiliki konsep mencari yang terbaik.  Untuk mencari yang terbaik harus ada perbandingannya maka love dalam "Falling in Love" selalu membanding-bandingkan yang satu dengan lainnya. Tampaknya virus ini sangat berperan dalam seleksi alam. Kebanyakan spesies Anak muda terjangkit virus "Falling in Love" ini dari pada "Love". Hal itu terkait budaya barat yang telah merambah cara hidup Anak muda. Virus "Love" mempunyai level penyebab galau yang lebih rendah dari pada virus "Falling in Love". Karena konsep dalam "Love" bertumpu pada keyakinan, syukur, dan komitmen. Sehingga kontrol emosi lebih bagus dan tidak banyak pikiran. Orang yang terjangkit "Love" biasanya tidak mudah sakit hati karena tujuan hidupnya sudah jelas,kebersamaan. Namun tetap saja mereka punya perasaan seperti orang biasa. Dicubit sakit, dikasih es krim senang, kalau berjauhan sedih dan kangen. Berbeda dengan Anak muda yang terjangkit "Falling in Love" level galau mereka sangat tinggi. Karena mereka sibuk membandingkan berbagai faktor, mereka tidak yakin dengan keputusan mereka. Mereka terperangkap dalam pikiran sempit untuk mencari yang terbaik. Padahal kita tahu hanya Allah SWT Yang Maha Sempurna. Jadi bila kita ingin mencintai sesorang yang sempurna cintailah dia karena Allah. Ditulis oleh Wahid Rizalluddin Habibi

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun