Di tengah kesulitan finansial yang dihadapi mahasiswa, banyak yang terjebak dalam solusi instan, salah satunya dengan memanfaatkan pinjaman online (pinjol). Meski menawarkan kemudahan dan kecepatan, sebenarnya pinjol lebih banyak membawa masalah daripada solusi. Dalam pandangan saya, pinjol bukanlah jalan keluar, melainkan pintu masuk menuju masalah yang lebih besar, bahkan bisa berujung pada pengalaman yang menyakitkan seperti bui (bui = penjara).
Pertama, mari kita lihat sifat dari pinjol yang seringkali menjanjikan proses yang cepat dan tanpa ribet. Dalam situasi darurat, tawaran ini tentu sangat menggoda. Namun, banyak mahasiswa yang tidak menyadari bahwa bunga pinjaman yang tinggi dapat menyebabkan utang menggunung. Ketidakpahaman akan syarat dan ketentuan pinjaman seringkali membuat mereka terjebak dalam siklus utang yang tak berujung. Akibatnya, mahasiswa harus berjuang untuk membayar utang, yang tidak jarang membuat mereka terpaksa meminjam lagi untuk menutup pinjaman sebelumnya. Ini adalah lingkaran setan yang berpotensi menghancurkan kehidupan finansial mereka.
Kedua, ada aspek psikologis yang tidak bisa diabaikan. Membebani diri dengan utang membuat mahasiswa mengalami stres dan tekanan mental yang berat. Rasa khawatir tentang bagaimana cara membayar utang dapat mengganggu konsentrasi belajar dan berujung pada penurunan prestasi akademis. Dalam jangka panjang, tekanan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang serius. Mahasiswa yang seharusnya fokus pada pendidikan justru terjebak dalam masalah finansial yang dapat mengganggu masa depan mereka.
Lebih parahnya lagi, jika utang tidak dapat dibayar, beberapa pinjol menggunakan metode penagihan yang agresif, termasuk ancaman dan intimidasi. Dalam kasus ekstrem, ini dapat berujung pada tindakan hukum yang membuat mahasiswa berurusan dengan pihak berwajib. Tak jarang, hal ini berujung pada penahanan, dan mahasiswa yang seharusnya menjadi agen perubahan justru terjebak dalam sistem hukum yang merugikan. Jadi, bukankah lebih bijak untuk menghindari pinjol dan mencari solusi lain?
Solusi yang lebih sehat untuk masalah keuangan mahasiswa bukanlah pinjol, tetapi mencari alternatif yang lebih berkelanjutan. Beberapa opsi seperti mencari pekerjaan paruh waktu, mengikuti program beasiswa, atau mengelola keuangan dengan lebih baik dapat menjadi jalan keluar yang lebih bijaksana. Selain itu, institusi pendidikan juga perlu memberikan edukasi keuangan yang memadai kepada mahasiswa agar mereka dapat membuat keputusan finansial yang cerdas.
Dalam kesimpulannya, pinjaman online bukanlah solusi untuk masalah keuangan mahasiswa, melainkan sebuah jebakan yang dapat membawa mereka ke dalam masalah yang lebih besar. Sebagai mahasiswa, penting untuk berpikir jernih dan mencari solusi yang lebih berkelanjutan. Mari kita hindari pinjol dan fokus pada cara-cara yang lebih positif untuk mendukung pendidikan dan masa depan kita. Jika tidak, kita mungkin justru akan menemukan diri kita terjebak dalam situasi yang sulit, dan bui bukanlah tempat yang ingin kita tuju