Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Psikologi Pancasila Hari Ini

3 Juni 2011   14:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:54 1097 0

Beberapa hari yang lalu, tepat 1 Juni kita memperingati hari lahirnya Pancasila yang telah berusia 66 tahun.  Pancasila merupakan ideologi bangsa, dan keberadaan Pancasila memiliki pengaruh besar dalam perkembangan kemajuan bangsa Indonesia. Kelima sila yang terkandung wajib untuk dipahami, dihayati, dimengerti, serta diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sudah sewajarnya sebagai rakyat Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai ideologi, falsafah negara dan rakyat mengerti secara jelas akan makna dari setiap sila yang terkandung dalam Pancasila. (1) Ketuhanan Yang Maha Esa. Makna dari sila ini adalah: Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.(2). Kemanusaan yang Adil dan Beradab. Makna dari sila ini adalah: Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia, saling mencintai sesama manusia, tidak semena-mena terhadap orang lain, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.(3.) Persatuan Indonesia. Makna dari sila ini adalah: Menjaga persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber Bhinneka Tunggal Ika. (4.) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Kebijaksanaan Dalam Permusyawatan/Perwakilan, yang bermakna: mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan. (5.) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ini bermakna: Bersikap adil terhadap sesama, menghormati hak-hak orang lain, menolong sesama dan menghargai orang lain. Seperti itulah uraian singkat dari pemaknaan Pancasila yang patut untuk kita pahami kemudian di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, jangan sampai makna tersebut hanyalah menjadi teori-teori sejarah yang kemudian diabaikan begitu saja.

Usia Pancasila yang telah mencapai 66 tahun, dimana jika dalam Psikologi Perkembangan usia tersebut merupakan tahap Later Adulthood, masa usia lanjut. Namun Pancasila bukanlah manusia yang bisa dihubungkan dengan teori-teori Perkembangan hanya saja, kita sebagai rakyat yang menjadikan pancasila sebagai ideologi haruslah menyadari dan memahami secara utuh arti dari Pancasila itu sendiri.

Dewasa ini, Pancasila seakan diabaikan dan kurang diperhatikan. Aplikasi dari lima sila itu seakan menjadi dongeng dari masa lalu yang menggambarkan betapa hebatnya konsep yang lahir pada tanggal 1 Juni 1945 itu,di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Bung Karno menyampaikan pandangannya tentang fondasi dasar Indonesia Merdeka yang beliau sebut dengan istilah pancasila sebagai philosofische grondslag (dasar filosofis) atau sebagai weltanschauung (pandangan hidup)  bagi Indonesia.

Pancasila punya jiwa yang begitu berkarakter, kuat dan kokoh. Semenjak lahirnya Pancasila di Indonesia ada banyak cerita yang sempat mengusik keberadaannya. Bahkan ada yang mencoba menggantinya dengan ideologi lain. Hingga hari ini, Pancasila masih menunggu keberadaannya benar-benar dijadikan sebagai ideologi seutuhnya, dimana kelima sila itu benar-benar lahir dari kehidupan sehari-hari kita. Siswono Yudo Husodo Ketua Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila, menulis: "Pancasila sebagai ideologi negara kebangsaan Indonesia, akhir-akhir ini, terasa pamornya sedang menurun. Tampaknya, sejak awal reformasi hingga saat ini sedang terjadi declining (kemunduran) pamor ideologi Pancasila seiring meningkatnya liberalisasi dan demokratisasi dunia.

Hal tersebut dapat kita lihat, dengan tidak banyaknya lagi ceramah-ceramah umum  tentang Pancasila, penyebaran ajaran-ajarannya dan tidak meresapnya falsafah itu kelubuk hati setiap manusia Indonesia, Keberhasilan Pancasila sebagai suatu ideologi akan diukur dari terwujudnya kemajuan yang pesat, kesejahteraan yang tinggi, dan persatuan yang mantap dari seluruh rakyat Indonesia.

Psikologis Pancasila saat ini butuh kekuatan baru, butuh semangat baru untuk kembali membangun Indonesia, dan semua itu ada di tangan rakyat. BJ Habibie mangatakan dalam pidatonya, “Aktualisasi nilai-nilai Pancasila harus menjadi gerakan nasional yang terencana dengan baik sehingga tidak menjadi slogan politik yang tidak ada implementasinya. Saya yakin, meskipun kita berbeda suku, agama, adat istiadat dan afiliasi politik, kalau kita mau bekerja keras kita akan menjadi bangsa besar yang kuat dan maju di masa yang akan datang”.

Dua Mantan pre­­­siden dan satu Presiden,serta para pejabat dan para wakil rakyat memperingati hari lahir Pancasila pada 1 Ju­­ni 2011. Tentu saja memperinghati Panca­sila tidak cukup dengan berpidato, membaca puisi, menari, ataupun bernyanyi.Oleh karena itu, para pemimpin harus be­­­nar-benar membuktikan ke-Pancasila-an­nya. Antara lain, tidak mempersulit berdiri­nya tempat peribadatan karena tidak sesuai dengan sila pertama. Menindak tegas para pelaku anarkis karena tidak sesuai dengan sila kedua. Mencegah timbulnya tawuran an­­­tarpelajar,antarmahasiswa dan antarwarga karena tidak sesuai dengan sila ketiga. Menyelesaikan masalah bangsa dan negara melalui mekanisme musyawarah untuk mu­­­fakat sesuai sila keempat. Dan memperhatikan kesejahteraan rakyat, keadilan hu­­­kum, terutama rakyat miskin sesuai dengan sila kelima. Praktik KKN, mafia hukum, mafia pajak, menutupi kasus-kasus besar, neolib dan menghamburkan uang rakyat, jelas bertentangan dengan Pancasila. Meskipun demikian, pengamalan Panca­sila yang terbaik harus dimulai dari diri sen­­­diri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun