Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Ruang Kosong

14 November 2024   09:29 Diperbarui: 14 November 2024   09:39 47 3
Desahan selingkuh itu bukanlah puisi yang manis,
bukan kisah cinta yang tercipta abadi.
Ia hanya datang dengan janji-janji semu yang melambai-lambai
bagai bunga mawar di tepi jurang,
menggoda siapa pun yang melihatnya.
Seperti kilauan emas di antara serpihan kaca,
ia berkilau di permukaan, namun penuh tajam di dalamnya.

Ia datang seperti badai dan petir di senja hari,
Menyelimuti diri perlahan dengan tangannya yang lembut,
lalu menyesakkan, mendorong raga dari setiap sisi.
Saat rasa mulai terjerat dalam jaring bayang ilusi,
selingkuh merambat ke dalam jiwa, menyelinap deras tanpa ampun,
menghilangkan tapak-tapak kepercayaan yang dulu bersih.

Aku memang tampak urakan,
seperti angin yang bertiup bebas dan tak terarah.
Tapi hatiku bukan sungai keruh, bukan busuk seperti bangkai
bukan pula rawa yang menyimpan seribu dusta.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun