Mulai jadi pembaca kompasiana sejak 2009, setiap hari pasti saya baca tulisan-tulisan yang ada, tapi tidak pernah bikin tulisan di Kompasiana. Bisa dikatakan saya adalah anggota pasif. Banyak alasan tidak penting yang saya jadikan pendukung kepasifan itu, belum ada ide, belum ada foto untuk profil dan sekerannjang alasan yang sekali lagi tidak penting.
Saya jadi kenal 'selebriti-selebriti' kompasiana seperti Om jay yang konsen di bidang pendidikan, Prayitno Ramelan yang beberapa kali saya lihat jadi narasumber di televisi, Wisnu 'mengabarkan yang tidak penting menjadi penting' saya sangat ingat kalimat itu dan tulisan beliau biasanya menjadi bacaan favorit saya. Mariska lubis yang sebagian besar tulisannya tentang sex, Pepih Nugraha yang sering disapa Kang Pepih. Belakangan saya juga suka tulisannya Yusran Darmawan. Mbak Linda yang suka bikin puisi, AHA, Bocah ndeso dan lain sebagainya.
Dari tulisan-tulisan di kompasiana telah membuat saya mengetahui berbagai macam hal seperti adanya pasar barang bekas yang bermerk di Pulau Buton, melihat cucu Pak SBY di kereta bayinya, Ajudan yang lagi bawa tas bermerk milik ibu menteri, anak P SBY yang pake behel sampai masalah intelijen. Banyak sekali.
Saya sering baca tulisan tentang bagaimana supaya kita bisa membuat tulisan. Ingin mencoba tapi tidak pernah mencoba. Takut tulisannya jelek, juga tidak tahu mau mulai darimana.
Hari ini, bulan September ini saya mulai mencoba memberanikan diri untuk menulis di Kompasiana. Kalau diibaratkan orang yang akan pentas saya sudah kena demam panggung duluan, hmm...semoga tidak demam betulan.
Mungkin kalau tidak pernah mencoba kita tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya kena 'demam panggung ala Kompasiana'
Semoga 'demam panggung ala Kompasiana' ini bisa menjadi inspirasi yang tidak terputus kepada saya sebagai pemula di Kompasiana.
