Beberapa waktu lalu, seorang teman mengunggah cerita erotika---ya, sebangsa
Fifty Shades of Grey gitu---di sebuah grup penulis di Facebook. Segera saja, dengan cepat ia menerima cukup banyak kritik kejam menjurus hujatan. Berdasar paradigma berpikir relijius, mayoritas kritik menyasar kevulgaran tema cerita dan adegan, apalagi karena kedua pihak yang diceritakan dalam kisah itu sama-sama telah bersuami dan beristri. Nah, pertanyaannya, apakah karya fiksi bisa dihakimi dari segi konten?
KEMBALI KE ARTIKEL