Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Benci Pada Ayah

13 Juni 2011   13:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:33 232 0
Nadal bingung. Tiba-tiba perasaannya terbebani oleh sesuatu masalah yang tak jelas juntrungannya.

Misal, tiba-tiba ia merasa masih menjadi mahasiswa yang belum-belum lulus juga. Padahal sudah 15 tahun ia menjadi sarjana. Telah beberapa kali pindah kerja dan kini  sudah banyak yang memanggilnya om atau pak.

"Aneh. sepertinya aku belum lulus karena belum bikin skripsi. Padahal aku sudah membuatnya dengan kerja keras dan dapat nilai lumayan. Mengapa bayangan perasaan aneh seperti itu muncul?," ucap Nadal dalam hati.

Perasaan itu lalu tiba-tiba hilang begitu Nadal sadar bahwa banyak pekerjaan yang menunggu diselesaikan.

Kalau sudah begitu biasanya ia langsung bersyukur karena perasaan itu salah. Bahwa ia ternyata hidup lebih beruntung dari orang kebanyakan.

Pernah juga ia tiba-tiba merasa bersalah kepada ayahnya yang telah lama meninggal dunia. Ketika itu sang ayah memberikan wejangan agar Nadal tidak ikutan nakal seperti temannya.

Ya ketika ayahnya masih hidup, Nadal bergaul dengan seorang kawan baru berasal dari kota bernama Beni.

Kawan itu secara fisik lebih tinggi, lebih kekar, lebih ganteng, lebih digandrungi lawan jenis, pokoknya serba lebih dari Nadal. Cuma satu  kekurangannya, Beni tak lebih pintar dari Nadal.

Meski begitu ayahnya tak pernah sekalipun membicarakan kelebihan Nadal. Sebaliknya ia selalu menyebut kekurangannya dibanding si Beni itu.

"Awas, kamu jangan ikut-ikutan nakal seperti dia. Kamu bukan anak siapa-siapa. Kamu orang desa. Kamu juga tak bisa bergaya seperti dia," katanya.

Ia rupanya sudah mencium aroma kenakalan Beni sejak awal.

Namun Nadal tak suka dibanding-bandingkan. Ia kesal karena haknya sebagai seorang remaja seolah dibatasi sang ayah. Ia benci ayahnya.

Nadal lalu membandingkan ayahnya yang juga tak punya sesuatu yang bisa dibanggakan seperti ayah lainnya.

Ayah Nadal sangat pendiam. Ia pegawai kecil dengan gaji pas-pasan untuk menghidupi enam orang anak.  Ayah bahkan kalah pengaruhnya sama ibu. Ia sering dimarahi ibu.

Saat dimarahi, tampak sekali sang ayah tak berdaya. "Lalu apa untungnya seorang ayah yang tak berdaya memberi nasehat anaknya, huh!," pikir Nadal ketika itu.

***

Keberadaan Beni di lingkungan keluarga Nadal benar-benar kerap mengkhawatirkan. Ia tinggal di rumah omnya Nadal yang sekaligus omnya Beni dari pihak istri.

Pernah keluarga Nadal dibuat geger tatkala pagi-pagi salah satu angsa kesayangan nenek yang sudah diperlihara sejak lama, menghilang. Ketika itu belum ada yang menduga bahwa Benilah yang mencurinya.

Konon suatu malam, ayah Nadal terbangun oleh suara angsa yang ribut. Biasanya, seekor angsa kalau kedatangan orang tak dikenal langsung ribut. Tak berapa lama kemudian terdengar suara langkah disamping rumah. Begitu ayah keluar rumah, suara langkah itu sudah hilang. "Arahnya ke rumah Lurah,' katanya.

Belakangan Nadal memperoleh cerita bahwa di rumah lurah, suatu malam, pernah ada pesta makan daging angsa. Dan salah satu peserta pesta adalah Beni.

Beni juga pernah mencuri puluhan jeruk dari tetangga depan rumah. Jeruk itu tak langsung dimakannya. Namun dipendam di sebuah gundukan pasir di pekarangan rumah omnya Beni dimana ia tinggal selama ini.

Kali ini Nadal ikut terlibat. Ia malah ikut merasakan sensasi nongkrong di depan rumah seraya menyaksikan tetangga bingung menghitung banyaknya buah jeruk yang hilang karena dicuri orang. Kemudian mereka berusaha melacak jejak pencuri. Tapi mereka tak berpikir sedikit pun bahwa pelakunya adalah Beni dan Nadal yang saat itu di depan mata.

Yang paling heboh adalah pencurian gitar yang merupakan iventaris sekolah. Entah bagaimana caranya, suatu hari para guru di SMAN geger karena kehilangan dua buah gitar. Tak ada yang menyangka bahwa pelakunya adalah Beni, yang saat itu masih duduk di kelas satu. Mereka mungkin mengira tak mungkin anak baru berani mencuri.

Beruntung Beni tak lama tinggal di rumah omnya. Mungkin karena sang om juga dibikin kerepotan, Beni akhirnya kembali ditarik ibunya ke Surabaya.  Ayah Nadal tampak yang paling merasa lega. Nadal pun kembali menjadi diri sendiri.

Hampir dipastikan, apa yang telah dilakukan Beni, ayah Nadal mengetahuinya. Tapi ia memilih diam saja. Pulangnya Beni dianggap lebih dari cukup. Ia yakin anaknya telah kembali ke lingkungan yang benar.

***

Meski tak lagi bertemu, Nadal kembali mengikuti perkembangan Beni saat ia kuliah di Surabaya. Beni sempat masuk penjara karena kasus penipuan.

Tapi setelah keluar penjara, tak lama kemudian sang kawan itu menikah dengan teman satu kantornya dan dikarunai dua orang anak.

Konon setelah menikah, Beni insyaf. Nadal bersyukur mendengar kabar itu.  Ia ingat betul bagaimana Beni kala itu kerap bergonta-ganti pacar yang semuanya berwajah cantik. Pasti istri Beni kali ini juga tak kalah cantiknya.

Nadal sendiri akhirnya memperoleh pekerjaan di Ibukota setelah lulus kuliah. Di sana ia mendapat jodohnya dan kini  juga dikaruniai dua anak.

***

Kemarin, sebelum pulang kantor, Nadal mendapat SMS dari kawannya di Surabaya.Ia mengabarkan tentang Beni yang tewas dalam sebuah penggrebekan sindikat narkoba oleh polisi.

Kabar itu sangat mengejutkan. Nadal langsung menelepon sang kawan untuk mendapatkan kabar lebih detil. Sang kawan lantas menceritakan bahwa Beni terlibat dalam jaringan narkoba dan telah lama menjadi incaran polisi.

"Sepertinya ia bukan hanya sudah kecanduan, tapi sudah terjerumus ke dalam jaringan narkoba. Rumah tangganya tak bisa lagi diselamatkan. Pokoknya kasihan...," kata sang kawan.

Nah, dalam sebuah penggerebekan,  Beni melakukan perlawanan.  Terjadi adu tembak diantara mereka. Sebuah tima panas lalu menembus dada Beni. Ia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.

"Di koran lokal ada beritanya. Ntar saya forward," ujar sang kawan.

Nadal tentu saja ikut terharu mendengar kisah itu.

Nadal lalu teringat almarhum ayahnya.

Kalau saja ayahnya masih hidup, ia ingin sekali meneleponnya untuk mengabarkan soal Beni. Juga untuk mengabarkan bahwa apa yang dilakukan ayah terhadapnya ketika itu benar adanya.

Nadal ingin kembali meminta maaf karena pernah membencinya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun