Satu malam rumah Atun kedatangan dua orang tante. Atun pun sangat senang. Apalagi mereka memberinya oleh-oleh makanan.
Saat para tante asyik ngobrol dengan mamanya,bocah 4,5 tahun itu tampak sangat ingin menunjukkan kamarnya. Namun orang-orang dewasa itu seperti tak bisa diganggu, ngobrol ngalor ngidul.
Salah satu obrolan yang singgah ditelinga Atun adalah obrolan tentang cerita horor. Cerita horor terkait teman mereka yang tiba-tiba keserupan di tempat kerjanya yang baru.
Ada yang bilang kantor baru sang teman tadinya bekas kuburan. Kantor tersebut tak disertai upacara selamatan yang lengkap sehingga para roh halus marah dan mengganggunya. Mama Atun lalu menimpali bahwa di sekitar tempat tinggalnya juga banyak cerita hantu. Terutama terkait dengan rumah-rumah yang tak ditempati lama oleh pemiliknya.
Salah satunya ya di sebelah rumah.
Begitu Atun berteriak-teriak agar sang tante menengok kamarnya di lantai dua barulah mereka beranjak. Seperti sedang melakukan inspeksi mendadak (sidak). Kedua tante yang masih jomblo itu secara seksama memeriksa di sekitar kamar Atun. Termasuk di luar jendela yang tampak gelap karena lampunya belum dinyalakan. Kebetulan rumah sebelah juga sedang sepi karena pemiliknya belum kembali.
Lalu tiba-tiba Atun berkomentar. “Atun merinding, tante?” ucapnya.
Komentar itu langsung menyergap pikiran kedua tantenya. Pikiran mereka segera bereaksi, jangan-jangan malam itu di kamar Atun benar-benar ada setannya. Bukankan anak kecil sangat polos dalam berkomentar?
Mama Atun tampak memahami kondisi, meski juga terkejut dengan komentar anaknya sendiri.
“Emangnya...mengapa Atun merinding,” tanya sang mama menelisik.
“Kedinginan!”
Jawaban Atun membuat semuanya tertawa, sekaligus lega. Saat itu kamar Atun memang dingin karena AC-nya sudah dinyalakan.
“Kirain merinding karena mahluk halus,” ucap salah satu tante kepada mama Atun.
Malam itu kedua tante tidur di kamar Atun dengan nyenyaknya.