Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Serat dari Surga

26 Juli 2011   09:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:22 79 0


Saya lupa itu ramadhan ke berapa, tapi kejadiannya pada tahun sebelum tsunami itu. Jadi, setelah saya ingat-ingat sudah cukup lama juga Saya tidak makan serat. Tapi ini sudah hampir akhir bulan, jadi kalau beli bukaan paling tidak hanya nasi bungkus, atau beli lauknya saja, nanti nasinya masak sendiri di kost-an. Dengan berbekal uang paling sedikit diantara kami bertiga Saya pede melangkah ke Simpang Galon1 membeli sebungkus gado gado, demi hak badan yang sudah lama tidak tunai. Diantara sekian banyak jenis makanan yang bisa dibeli, kami pun jadi bingung. Bukannya bingung ”bli yang mana ya..?”, tapi bingung karena ”pengen beli semua, tapi duitnya cuma cukup tuk beli satu..”, hehehe.

Saya sudah memantapkan hati pada gado-gado. Mata dan bahasa tubuh sudah saya kunci mati pada rak gado-gado, dan tak bisa dipindah-pindah lagi. Salah satu teman nyeletuk ”wah, pengen juga ya gado gado..”. Tapi si teman itu tidak beli gado gado koq, karena dia juga telah mengunci mati mata dan tubuhnya pada Mie Caluk2 yang kebetulan bersebelahan dengan gado gado itu. Mulanya saya akan beli dua, tapi ketika merogoh, kekayaan saya hanya cukup untuk beli satu setengah bungkus. Padahal maksud saya, kalo bisa beli dua tentu bisa berbagi nanti dengan teman teman yang bukaannya juga beda beda, yang kantongnya pada kering tapi pengennya macem macem, hihihi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun