saya dan mungkin juga anda pasti terbengong-bengong melihat gaduhnya negeri ini dengan banyak persoalan yang tidak pernah tuntas diatasi sehingga persoalan itu terjadi lagi dan lagi dan lagi. persoalan terakhir adalah soal gusur menggusur di kawasan makam mbak priok. tidak kalah gaduhnya adalah persoalan markus dengan aktor utama pak susno duaji yang saat ini masih membuat telinga kita pekak. sebelumnya, negeri ini dibuat gaduh dengan pansus century. anda tahu sendiri bagaimana perjalanan kasus century hingga kini. karena itu, pertanyaan "apa guna kegaduhan yang membuat telinga negeri ini pekak?" pantas disampaikan. anda yang mendapati gunanya tolong beri tahu saya. saya kok merasa, meskipun gaduh luar biasa, tidak ada guna yang bisa dijadikan pelajaran bersama untuk negeri kita tercinta. saya yakin, untuk kasus markus yang masih berjalan dan sedang hangat-hangatnya juga demikian akhirnya. begitu juga untuk bentrok di kawasan makam mbah priok. gaduh, gaduh, gaduh namun tidak berguna apa-apa lantaran tidak akan tuntas diselesaikan persoalannya. meskipun persoalannya belum selesai, saya yakin akhirnya akan sama saja. karena sama saja, saya juga yakin, tidak akan lama akan muncul persoalan serupa. karena pesimisme yang telah menjangkiti jiwa ini, mohon dibukakan pintu maafnya. namun, soal bengong melihat kegaduhan di sekitar, saya atau mungkin juga anda ternyata tidak sendiri juga. karenanya, tidak perlu berkecil hati juga. bengong adalah respons alami ketika kegaduhan ada di sekitar namun tidak sesuai dengan perkiraan atau harapan. soal bengong itu, saya kerap menyaksikan bagaimana mas ibas menggunakannya sebagai respons atas kegaduhan yang ada di sekitarnya. mas ibas bengong paling kerap terlihat saat mendampingi ayah dan ibunya berkampanye ke seluruh indonesia. karena hanya mendampingi, tidak ada satu kesempatan pun bagi mas ibas berbicara untuk menyampaikan sikap dan pandangannya. karena kerapnya mas ibas bengong, saya jadi heran dengan pernyataan pak marzuki alie tentang mas ibas adalah seorang yang sudah dewasa. pernyataan itu disampaikan pak marzuki menanggapi hadirnya mas ibas dalam deklarasi dan kampanye pak andi mallarangeng. untuk anda yang mungkin lupa, begini kutipan pak marzuki yang cekatan memegang palu itu, "ibas itu seorang anak yang sudah dewasa dan mempunyai politik, sikap, dan pandangan. itu harus dihormati, jangan dikaitkan dengan keluarga." mendengar pernyataan pak marzuki ini, selain heran, saya jadi bengong. banyak hal yang membuat saya bengong di antaranya adalah apakah anak pernah akan menjadi dewasa? apakah perubahan dalam diri mas ibas itu demikian cepatnya sehingga tidak boleh dikaitkan dengan keluarga? apakah kita pernah mendengar sikap dan pandangan mas ibas akhir-akhir ini misalnya? dari pada menyebarkan virus bengong, lebih baik saya akhiri saja postingan ini dengan foto mas ibas yang bengong di tengah kegaduhan di sekitarnya. banyak persoalan dan kegaduhan yang terjadi berulang-ulang di negeri kita ini memang pantas membuat kita terbengong-bengong. begitu juga mas ibas tentunya. salam bengong. [caption id="attachment_119042" align="alignnone" width="500" caption="bu ani memotong tumpeng disaksikan ibu dan ibu mertuanya. pak beye membopong aira dan diminta mbak annisa. mas ibas sendirian dan bengong di ultah ayahnya. (2009.wisnunugroho)"][/caption]
KEMBALI KE ARTIKEL