dari dalam bus berwarna dominan biru dengan warna pendamping merah-putih itu, pak beye menyembulkan tangan memberi lambaian. bu ani yang mendampinginya kemana pun pergi ikut juga. tidak pernah ketinggalan tentunya mas ibas putranya menyertai juga.
sambil melambaikan tangan, pak beye menyapa rakyat yang dijumpainya. salam disampaikan dengan harapan berbalas suara pada pilpres mendatang.
bus biasanya berjalan pelan meskipun ada pengawalan dan panjangnya kendaraan rangkaian. makin pelan, makin tersapa masyarakat luas. kaca-kaca lebar bus membuat upaya menyapa rakyat tidak sia-sia. rakyat yang disapa biasanya menuding-nuding sambil berujar, "itu pak beye, itu bu ani, itu siapa ya."
yang dipertanyakan siapa tentu saja putra bungsunya. mas ibas namanya. meskipun mas ibas selalu mendampingi pak beye, rakyat lebih mengenali pak andi mallarangeng. karena itu, ketika rakyat tidak mendapat kesempatan menjabat tangan pak beye, pak andi yang diperebutkan. umumnya ibu-ibu yang memperebutkan karena gemas dengan kumisnya.
mas ibas bersabar ya. kiprah di dpr dinantikan agar bisa lebih dikenal sebagai mas ibas bukan sebagai putra pak beye. modal suara terbesar sebagai anggota dpr cukup untuk membuat kiprah itu dan keluar dari bayang-bayang pak beye.
bus kemudian berjalan menyusuri jalan-jalan di pekanbaru. usai makan siang dengan sajian gulai patin, bus tiba di gor rumbai yang panas. setelah yel-yel dilatihkan mas ferdi hassan dan suguhan musik pemenang kontes-kontesan menyanyi, pak beye tampil.
seperti biasa, sebelum masuk ke tema kampanyenya, pak beye mereview apa yang telah diujarkannya di semua kota: jakarta, malang, kendari, kupang, dan lampung.
di pekanbaru yang panas, pak beye mengungkap penyakit masyarakat indonesia. penyakit itu adalah tidak pandai bersyukur, tidak mudah beterima kasih, dan tidak jujur serta obyektif. sebaliknya, rakyat sangat mudah mencaci, mengejek, dan menyalahkan orang lain.
untuk mengobati penyakit masyarakat itu dan mengantar rakyat bersyukur, berterima kasih, dan memberi dukungan untuk lima tahun mendatang, pak beye memaparkan enam pokok keberhasilan pemerintahan yang dipimpinnya.
enam pokok itu adalah politik, hukum, keamanan, ekonomi, kesejahteraan rakyat, hubungan internasional.
"semua keberhasilan itu bukan hanya kerja satu orang, tetapi seluruh rakyat di mana saya adalah pemimpinnya," ujar pak beye.
ngomong-ngomong, anda sudah berterima kasih belum ya?
enggak enak kan dibilang penyakitan.
medan, medan, medan...