Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Artikel Utama

Sudahlah Nak...

23 Februari 2010   08:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:47 1121 0
bagaimana sejatinya cinta, saya menemukannya dari sosok ibu. pengalaman anda bisa saja berbeda atau bahkan bertentangan juga. tidak mengapa. cinta sejati dan pelajaran yang dibawanya bisa kita temukan di mana saja. ibu adalah salah satunya saja. seperti sinar matahari yang diberikan cuma-cuma dan merata baik ke pendosa dan pendoa, begitulah kasih sayang seorang ibu yang saya alami. untuk anak-anaknya yang penurut maupun pembangkang, ibu tetap berlaku sama. bentuk perlakuan fisik ibu kepada kami mungkin berbeda dan kerap membuat masing-masing dari kami iri juga. namun, setelah memahami kedalaman makna pilihannya, perlakuan ibu tetaplah sama dan tanpa syarat memberikan cintanya kepada kami anak-anaknya. begitu juga ketika kami beranjak dewasa dan mulai merasa bisa melebihi ibu yang ada di depan mata. ibu rela menerima dicampakkan dan merelakan kami pergi dengan tetap memberi restu dan doa. begitu juga saat kami pulang karena kelelahan, kalah, dan tak berdaya lantaran terlalu besar kepala, ibu menyambut kami dengan tangan terbuka. peluk hangatnya membasuh lelah, perasaan kalah, dan tak berdaya. meskipun tanpa kata-kata, sejuta kalimat yang pernah diujarkan ibu sewaktu kami melawannya seperti kembali terputar di kepala dan membuat kami berterima. tatapan mata teduh dengan usapan telapak tangannya menanangkan dan membasuh dahaga karena luka. di dalam pelukannya, kami biasa mengadu soal apa saja. soal keluhan kami yang kerap tak berdaya dan mimpi-mimpi yang gagal mewujud nyata. tanpa banyak bicara, ibu kembali mengusap punggung kami sambil hanya berkata, "sudahlah nak..." tangan terbukanya, tatapan teduh matanya, pelukan hangatnya, usapan telapak tangannya, dan hemat kata-katanya membuat kami kembali bertenaga. terima kasih ibu. [caption id="attachment_79939" align="alignnone" width="500" caption="pak beye sungkem kepada ibu kandungnya siti habibah di ruang raden salah istana merdeka. ibu mertuanya menunggu di sisi kananya. (2005.wisnunugroho)"][/caption]

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun