[caption id="attachment_127339" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Pernikahan sejatinya adalah menyatukan dua hati yang saling mencintai. Keikhlasan menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing pasangan. Berkomitmen untuk memulai kehidupan yang baru dengan semangat saling menghargai. Namun ada kalanya niat mulia tersebut terhalang oleh factor keluarga besar dari pasangan. Restu dari orang tua dan semua anggota keluarga tentu akan menjadikan sebuah perkawinan terasa lebih sempurna. Calon mantu akan di lihat dari Bibit, Bobot dan Bebet nya. Semua penilaian ini akan menjadi pertimbangan dari calon mertua, diterima tidaknya seorang calon mantu. Penilaian seseorang layak atau tidak menjadi calon menantu ini kadang sampai menelisik masa lalu nya. Hal ini dialami salah seorang temanku ketika dia memutuskan untuk menikah. Calon istri yang akan dinikahinya berstatus janda beranak satu. Kontan saja seluruh keluarga besarnya menolak mentah-mentah. Dalam persepsi mereka, janda adalah seseorang yang sudah pasti tidak baik masa lalunya. Di zaman yang sudah maju seperti sekarang inipun, anggapan miring tentang kehidupan sosial seorang janda masih saja membelenggu pikiran kita.