"Kita tengah mengajukan konsep pembangunan Terminal Tanjungpriok di bawah tanah. Alasannya saat ini kondisi terminal sudah tidak memadai. Apalagi luas terminal hanya 10.963 meter persegi, sekitar sepertiganya harus dibagi untuk jalur dan Halte Busway Koridor X (Cililitan-Tanjungpriok). Saat ini, angkutan dalam kota di Terminal Tanjungpriok sebanyak 1.470 armada yang terdiri dari berbagai jenis angkutan seperti bus besar, mikro bus, mikrolet, dan KWK. Sedangkan khusus angkutan luar kota mencapai 160 unit. Dengan kondisi seperti ini tentu sangat sulit mengatur kendaraan di dalam terminal. Sehingga diperlukan lahan yang lebih luas yakni di bawah tanah," kata Kasudin Tata Ruang Pemkot Jakut Darwin Siregar kepada utara.jakarta.go.id di Ruang Kerjanya, Senin (4/4/2011).
Darwin menuturukan, selain itu pihaknya juga akan mengubah Stasiun Tanjungpriok menjadi salah satu lokasi yang menarik di Ibukota. Sebab keunggulan Jakarta Utara salah satu adalah Stasiun Tanjungpriok. Di kawasan ini akan dikembangkan menjadi pusat pelayanan penumpang dan barang, dan menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Sebab Stasiun Tanjungpriok merupakan cagar budaya dan pernah menjadi stasiun terbesar di Jakarta saat bernama Batavia.
Agar hal itu terwujud, Darwin menghimbaua masyarakat ikut mendukung program pemerintah dan merubah pola pikir dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern, dengan cara mensosialisasikan konsep ini ke masyarakat.