Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Jakarta Utara dan 12 Destinasi Berbasis Komunitas

30 September 2010   21:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:49 652 0
fun%20bike_200_200.jpgTANJUNGPRIOK - Ide kreatif,unik disertai konsep yang teruji akan mampu menjadi sesuatu yang diharapkan semua pihak. Termasuk memberdayakan komunitas berbasis wisata yang ada di DKI Jakarta, terutama 12 Destinasi Jakarta Utara.

Kota Jakarta Utara tak pernah sepi dengan segala aktivitas para komunitasnya. Hasil kunjungan dan pantauan wisatapesisir.com di sejumlah titik 12 destinasi sangat beragam komunitasnya, seperti di Kelapa Gading ada komunitas robotic, air soft gun, mobil, sepeda dan penggila olahraga lainnya tak ketinggalan pencinta kulinernya.

Islamic centre yang merupakan kajian dan pusat kegiatan religi banyak komunitas-komunitas pelajar, mahasiswa yang kerap mengunjungi mesjid terbesar di Jakarta Utara melalui kajian, diskusi, seminar dan membedah persoalaan keagamaan hingga mengundang wisatawan daerah dan mancanegara.

Stasiun Tanjungpriok, salah satu destinasi kerap disambangi turis dan komunity tempoe doloe, klub fogorafer serta pencinta historia Kota Jakarta dan penggila arsitektur.

Kampoeng Tugu dengan keunikan dan wisata seni serta sejarah keroncong juga merupakan pusat komunitas pencinta keroncong. Lantunan kerontjong toegoe tak tertandingi hingga mancanegara, bahkan beberapa pelatihan jurnalistik kerap menjadikan kampung Tugo serta Kerontjong Toegoe menjadi bahan tulisan.

Bahtera Jaya atau Yacht Club menjadi pusat komunitas olahraga air, banyak pencinta olahraga layar, kayak, ski yang menjadikan Bahtera Jaya Ancol sebagai tempat berbagi ilmu terutama di olahraga air . Tak ketinggalan Bahtera Ancol menjadi pusat wisata mancing antar pulau-pulau di Indonesia dengan komunitas Kamikazenya.

Ancol Taman Impian menjadi patron destinasi wisata di seluruh Indonesia termasuk pusat segala komunitasnya, skalanya sudah mendunia.

SUnda Kelapa pantas disebut mutiaranya  fotografer, para komunitas  menjadikan pelabuhan tradisionalnya sebagai acuan fotografer untuk mengabadikan kegiatan dan perahu phinisnya.

Hutan suaka margasatwa Muara Angke, baik komunitas foto, Bird Watching, lingkungan selalu menjadikan areal hutan bakau ini tujuan pelestarian dan selalu dilindungi para komunitas lingkungan hingga tercipta komunitas lingkungan yang selalu lahir dari Hutan Muara Angke.

Pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi wisata, Pemprov DKI kembangkan konsep wisata berbasis komunitas (community based tourism).  Sedikitnya terdapat sekitar 160 komunitas berpotensi menjadi tempat wisata.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, Arie Budiman, menyatakan langkah ini sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi wisata. Mengingat di tengah  pesatnya pertumbuhan industri pariwisata global dan nasional, keberadaan mereka kerap tersisihkan.

“Melalui wisata berbasis komunitas diharapkan pengembangan wisata yang dilakukan akan berdampak positif secara signifikan bagi warga komunitas lokal,” ujar Arie, usai diskusi “Membangun Jakarta sebagai Kota Wisata berbasis Komunitas” di Hotel Batavia, Jakarta Barat, Rabu (29/9/2010).

Kendati demikian, Arie menolak jika penerapan konsep ini hanya kebijakan latah mengikuti tren-tren yang dilakukan negara lain yang telah menerapkan lebih dulu, seperti Tanzania, Vietnam, Laos, Kyrgyzstan, Namibia, Honduras, dan Thailand. Sebab, kata dia, pihaknya telah melakukan studi penelitian dan analisa mendalam terhadap kondisi objektif terhadap sektor pariwisata di Jakarta.

“Kami akan bekerjasama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisita dan Kementerian Koperasi dan UKM untuk memberikan bantuan dana terhadap berbagai komunitas yang ada,” kata dia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun