Kasus Century benar-benar telah menggurita. Hiruk-pikuk kasus tersebut hampir tiga bulan ini menghiasi pelbagai media massa cetak dan elektronik nasional. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Wakil Presiden Boediono didakwa sebagai tokoh sentral dalam kasus yang melibatkan kucuran dana sebesar Rp. 6,7 Triliun ini. Puluhan seminar digelar, ratusan analisis dipaparkan, bahkan ribuan argumentasi diperdebatkan untuk mengupas kasus ini. Insiden pemukulan George Aditjondro terhadap Ramadhan Pohan saat acara pra launching, “Membongkar Gurita Cikeas di Balik Skandal Kasus Century” juga menjadi “
bumbu penyedap” Gurita Century. Tak ketinggalan
facebook groups, jejaring sosialita di dunia maya, yang menjadi popular pasca penggalangan dukungan saat kasus perseteruan Chandra-Bibit dengan Bareskrim Polri maupun kasus lain yakni Prita Mulyasari dengan RS. Omni International kembali bersuara. Mantan Anggota DPR, Permadi bahkan mengatakan bahwa sekarang ini tekanan publik mempunyai power yang lebih kuat di banding hukum. Dan yang teraktual, “buku tandingan” Gurita Cikeas yakni “Hanya Fitnah & Cari Sensasi, George Merevisi Buku” karya Setiyardi Negara telah diluncurkan. Di era reformasi seperti ini, perbedaan pendapat merupakan sebuah kewajaran. Masing-masing pihak keukeuh pada keyakinannya masing-masing.
KEMBALI KE ARTIKEL