Disini saya akan mencoba membedah secara ekstrim kedua jenis klasifikasi sistem sepakbola tersebut.
1. Sepakbola Idealis (plat merah)
Basis permodalan dan dukungan dari jenis sistem sepakbola ini biasanya dari pemerintah atau partai politik.
Dengan tujuan ingin memajukan sepakbola agar lebih memasyarakat, membangun infrastruktur fisik dan SDM sepakbola yang handal, serta meraih prestasi saat bertanding mewakili regional/kawasan tsb.
Keuntungannya, aspek fairplay diutamakan, dan gelontoran dana mudah didapat melalui APBD demi mencapai tujuan diatas. serta potensi untuk menghimpun suporter yang besar karena diupayakan oleh pemerintah dan fanatisme kedaerahan.
Kerugiannya, pemerintah/partai politik biasanya jauh dari aspek profesionalisme ditinjau dari segi kinerja, dan faktor korupsi yang selalu menjadi momok yang tak kunjung-kunjung sembuh, khususnya di Indonesia.
2. Sepakbola Kapitalis (swasta)
Basis permodalan dan dukungan dari jenis sistem sepakbola ini biasanya dari badan swasta/ konglomerat.
Dengan tujuan ingin meraih laba/keuntungan dari sebuah liga sepakbola yang dijalankan melalui pengelolaan yang profesional. Serta menjalankan program community development dengan membangun infrastruktur SDM sepakbola dan fasilitas agar tercipta simbiosis mutualisme antara swasta dan masyarakat.
Keuntungannya, kinerja pengelolaan sepakbola biasanya lebih profesional dan tidak menggunakan uang rakyat.
Kerugiannya, aspek fairplay kemungkinan bisa diabaikan, program community development untuk pembangunan/pembinaan sepakbola berpatokan pada penilaian untung-rugi, serta peluang terjadinya pengaturan skor demi tujuan komersial.
___________________________________________________________________________________
Jika menghubungkannya dengan kondisi faktual saat ini di indonesia, yang terjadi bukanlah sistem sepakbola idealis ataupun kapitalis.
di liga IPL yang berbasis konsorsium swasta, ternyata masih ada klub yang menggunakan APBD , yakni klub-klub amatir di divisi 1,2, dan 3.
Sedangkan liga ISL , juga tidak bisa dikatakan sepakbola idealis, karena ada larangan dana APBD dari peraturan mendagri .
Dan dari aspek profesionalisme pengelolaan liga, ternyata juga sulit menentukan mana yang lebih profesional.
Juga masalah korupsi, ternyata dua versi liga tsb juga pernah tersandung kasus korupsi, bak klub di ISL ataupun LPI (liga lalu saat IPL masih bernama LPI... dan ISL saat masih menggunakan APBD).
Kesimpulan saya, yang terjadi saat ini adalah, proses transformasi pada kedua liga tsb.. yakni:
- swastaisasi liga ISL (karena tak akan lagi dapat limpahan dana dari pemerintah )
- idealisasi liga IPL (karena juga dikelola lembaga resmi PSSI yang didukung dana dari pemerintah)