Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Solidaritas Jurnalis dan LSM Situbondo Kecam Kekerasan Terhadap Wartawan

27 September 2011   09:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:34 98 0
[caption id="attachment_133566" align="alignleft" width="448" caption="Para Wartawan Mingguan lakukan aksi demoo kecam kekerasan terhadap pers"][/caption] Situbondo, Tindakan brutal ratusan siswa SMAN 6 Jakarta yang merampas kamera dan mengeroyok kamerawan Trans 7 saat melakukan tugas peliputan tawuran pelajar, kemudian dilanjutkan dengan penyerangan terhadap para wartawan media cetak, media elektronik dan pewarta ketika melakukan aksi protes ke pihak sekolah mengundang keprihatinan seluruh insan pers di Situbondo. Sebagai bentuk solidaritas tersebut, wartawan dan LSM yang bergabung dalam Solidaritas Jurnalis dan LSM Situbondo melakukan aksi damai mengecam kekerasan terhadap pers. Para pendemo terdiri dari berbagai organisasi wartawan yang ada di Situbondo yaitu Persatuan Wartawan Situbondo ( PWS ), KWRI dan ALJI serta LSM Radar, LSM Transparansi mendatangi kantor  Dinas Pendidikan kabupaten Situbondo untuk meminta agar peristiwa tragis yang terjadi di jakarta tidak merembet ke Situbondo. Setelah sempat bersitegang dengan petugas keamanan, lima orang perwakilan pendemo diterima oleh Sekretaris Dispendik Parto Suyono, S.Pd didampingi stafnya. Kelima perwakilan pendemo meminta kepada Dinas Pendidikan menghimbau kepada semua sekolah yang ada di Situbondo untuk tidak ikut-ikutan melakukan kekerasan terhadap wartawan yang sedang melakukan tugas peliputan. Siswa itu dididik untuk menjadi manusia yang beretika dan bersopan santun bukan diajarkan premanisme” ujar Yunus wartawan mingguan Duta News. Selain itu para pendemo menuntut agar tidak ada lagi diskriminasi terhadap wartawan mingguan seperti yang terjadi selama ini, karena setiap wartawan baik harian, mingguan, tabloid maupun elektronik mempunyai tugas serta tanggung jawab yang sama, yaitu menggali informasi seluas-luasnya dari nara sumber dan mempublikasikannya kepada masyarakat. Selanjutnya para pendemo menuju Mapolres Situbondo untuk melakukan aksi yang sama. Tuntutan yang sama disampaikan kepada Kapolres Situbondo AKBP Imam Thobroni, S.I.K yang menemui kelima perwakilan pendemo di ruang kerjanya. Dalam pertemuan tersebut Kapolres juga mengecam keras tindakan brutal yang dilakukan siswa SMAN 6 Jakarta terhadap wartawan. Jika hal itu terjadi di Situbondo, Kapolres tidak akan segan-segan mengambil tindakan hukum dengan tegas terhadap para pelaku. Setelah menemui Kapolres, para wartawan menuju gedung DPRD untuk menyampaikan aspirasinya. Awalnya pendemo tidak diperkenankan masuk, namun setelah terjadi negosiasi dengan polisi, mereka diperbolehkan masuk ke halaman gedung rakyat tersebut. Sedangkan lima orang perwakilan diterima anggota Komisi I ruang sidang komisi. Ketua Komisi I Syaiful Bahri menyatakan keprihatinannya atas tindak kekerasan terhadap pers yang terjadi di Jakarta. Lebih lanjut Syaiful mengatakan bahwa pihaknya akan mengundang Dinas terkait untuk mensosialisasikan peran pers di masyarakat. Sementara itu para pendemo membakar poster bertulisan anti kekerasan dan logo SMAN 6 di halaman gedung DPRD sebagai tanda dihanguskannya segala bentuk kekerasan terhadap pers. Ironisnya para wartawan cetak harian dan elektronik yang tergabung dalam Rumah Satu tidak seorangpun yang ikut berpartisipasi dalam barisan pendemo, padahal aksi damai anti kekerasan yang dilakukan 3 organisasi wartawan mingguan sebagai bentuk solidaritas dan keprihatinan sesama insan pers terhadap kekerasan yang dialami para wartawan cetak harian dan elektronik di Jakarta. Hanya kontributor TVOne yang sibuk meliput sejak dimulainya aksi. Aksi damai diakhiri dengan pembacaan do’a bagi para wartawan yang menjadi korban kekerasan ratusan siswa.(gusti)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun