Dalam dunia yang terhubung secara digital, setiap tindakan publik figur tidak hanya menjadi perhatian lokal, tetapi juga meluas hingga menjangkau masyarakat global. Insiden seorang pendakwah yang juga menjabat sebagai staf khusus presiden bidang kerukunan beragama menggunakan kata-kata kasar terhadap seorang pedagang es teh, telah menjadi katalis yang memantik gelombang reaksi luar biasa. Dengan satu kata "g*bl*k" yang terucap di tengah konteks kesenjangan sosial yang semakin melebar, peristiwa ini menjadi simbol ketidakharmonisan antara pemimpin dan rakyatnya.
KEMBALI KE ARTIKEL