Tahun 1985, di rumah kami di Dedalu, Takengen, Aceh Tengah, saya dan almarhum adik saya baru pulang dengan berjalan kaki dari sekolah saya di SD Negeri 1, Takengen yang berjarak 2 kilometer dari rumah. Tiba di rumah, saya melihat ada seorang tamu yang kira-kira seumuran ayah saya. Melihat kami berdua, tanpa diminta, sang tamu tiba-tiba langsung meramalkan masa depan kami berdua. Ramalan yang sama sekali tidak saya percaya, tapi anehnya, di kemudian hari terbukti, apa yang dia katakan itu benar adanya.
KEMBALI KE ARTIKEL