Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Kalau Paul si Gurita, Hidup di Indonesia

9 Juli 2010   14:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:58 474 0
Di samping berbagai kejutan dengan bertumbangannya tim-tim unggulan dan kualitas Bola Jabulani yang menghancurkan keindahan permainan, satu kehebohan terbesar di Piala dunia kali ini adalah keberadaan Paul, si Gurita Peramal yang lahir di Inggris tapi kini tinggal di Oberhausen Jerman.

Sosok Gurita berumur 2 tahun ini tiba-tiba menjadi begitu terkenal ke seluruh penjuru dunia berkat ketepatan ramalannya berkaitan dengan pertandingan yang dilakoni Jerman. Sehingga tak ayal di Piala dunia 2010 ini, Paul, ini pun menjadi selebritis dadakan dan menjadi Bintang yang bersinar paling terang, mengalahkan kecemerlangan sinar semua bintang terbaik sepakbola dunia yang digadang-gadang akan berkilau di piala dunia kali ini.

Ketepatan ramalan Paul, tak pelak membuat orang Jerman, negeri tempat kelahiran filsafat Aufklaerung, moyangnya filsafat positivisme logis yang sangat anti tahayul, negeri kelahiran para filsuf pencerahan seperti Leibniz, Gottsched, Lessing sampai Immanuel Kant, mau tidak mau jadi percaya pada hal-hal yang sekilas berbau klenik seperti ini.

Kehebatan kemampuan meramal yang dimiliki Paul ini membuat Deddy Corbuzier, mentalis dan peramal yang dikenal dengan dandanan seram dan gahar tampak seperti pelawak konyol yang mahir mengundang tawa. Ketepatan ramalan Paul, membuat ramalan Deddy tentang siapa yang menjadi pemenang Piala Dunia kali ini, yang dibuat secara spektakuler dan sok serius dengan hasil ramalan yang digantung dalam kotak dan dijaga 24 jam penuh tampak seperti pertunjukan Opera van Java.

Saya sendiri awalnya tidak begitu peduli dengan segala macam urusan ramal-meramal ini bahakn juga tidak memperdulikan keberadaan si Gurita ini, saya mulai tertarik dengan keberadaannya ketika Brazil sudah kalah dan saya tinggal berharap pada Argentina, tapi pada saat itu Paul yang reputasinya tengah menanjak itu meramalkan kalau Argentina akan dilumat Jerman, saya sedikitpun tidak percaya, seperti para pendukung Argentina lainnya, saya geregetan melihat ada orang yang percaya pada ramalan konyol makhluk jelek seperti ini.

Tapi saat pertandingan berakhir dengan skor 4-0 untuk kemenangan Jerman, saya pun tidak bisa lagi berkata apa-apa. Apalagi kemudian kekalahan Argentina ini membuat para pendukung Jerman, pelatih dan pemainnya menjadi begitu banyak omong, songong, sengak dan petentengan kemana-mana.

Dalam situasi seperti ini, yang langsung terbayang di kepala saya adalah jari-jari halus nan lentik milik FARAH QUINN yang dengan senyuman khasnya yang bisa membuat laki-laki yang paling sangar pun menjadi jinak, sedang memegang pisau tajam mengkilat, mencincang daging gurita untuk dibuat menjadi Takoyaki, masakan Jepang kesukaan anak perempuan saya.

Menjelang pertandingan Semifinal antara Jerman lawan Spanyol, tersebar berita kalau kali ini Paul si Gurita memilih Spanyol sebagai pemenang. Entahlah apa alasan yang mendasari Paul untuk melakukan itu, entah itu karena Paul takut dengan reputasi Spanyol yang terkenal sebagai bangsa paling kejam terhadap binatang, karena di Spanyol disamping Trodero,pertandingan adu banteng dengan Matador yang begitu terkenal di seluruh penjuru dunia itu, masih ada banyak festival yang mempraktekkan kekerasan terhadap binatang yang diselenggarakan di seluruh penjuru negara ini setiap tahunnya. Festival-festival semacam menjatuhkan biri-biri dari atas menara, festival yang mempertandingkan kemampuan mencopot leher angsa dengan tangan kosong, sampai festival menghancurkan buah zakar keledai dengan tongkat adalah beberapa di antara banyak festifal di Spanyol yang menjadikan binatang sebagai objek penderita. Atau bisa jadi Paul juga takut mendengar reputasi Spanyol yang di eropa dikenal dengan makanan lautnya, yang salah satunya adalah Paella, makanan khas valecia berbahan nasi yang diberi bumbu rempah dan diberi campuran hasil laut berupa udang, kerang atau GURITA.

Apapun alasan Paul menentukan pilihannya, kali ini saya benar-benar berharap agar ramalan Paul kembali benar, agar saya bisa bebas membungkam mulut besar para pendukung Jerman. Dan benar saja, kali ini pun lagi-lagi ramalan Paul si gurita ini 100% benar. Saya pun bersuka cita dan kemudian dengan leluasa membungkam bacot besar para pendukung Jerman yang karena berhasil mengalahkan Inggris dan Argentina dengan skor telak langsung bertingkah seolah-olah tim pujaan mereka sudah menjadi juara dunia.

Tapi sebaliknya, kalau saya bersuka cita dengan kebenaran ramalan Paul, kini giliran pendukung dan penduduk Jerman yang meradang, kali ini mereka yang sebelumnya begitu memuja Paul, tiba-tiba jadi anti Gurita.

Di facebook, twitter dan forum-forum internet menampilkan sejumlah suporter timnas Jerman mem-posting pesan yang mengatakan sebaiknya si Paul dipanggang saja. Sampai-sampai Jose Zapatero, Perdana Menteri Spanyol yang tim negaranya diuntungkan oleh ramalan Paul (meskipun secara bercanda) berjanji akan memberikan perlindungan kenegaraan kepada Paul, si gurita peramal yang sukses menebak dengan jitu kemenangan Spanyol atas tim Jerman.

Terlepas dari segala kontroversi yang ditimbulkan Paul.

Dalam dunia ilmiah, Gurita, hewan laut yang memiliki sembilan otak ini memang sudah lama dikenal sebagai binatang yang sangat cerdas. Dalam tes laboratorium, Gurita bisa dilatih untuk membedakan bentuk dan pola yang berbeda. Dalam berbagai eksperimen diketahui bahwa, seperti manusia, Gurita memiliki ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang dan tidak seperti hewan-hewan lainnya, sebagaimana Manusia perilaku gurita lebih banyak ditentukan oleh hal-hal yang didapat dari aktivitas belajar bukan berdasarkan insting. Kemudian sampai sejauh ini Gurita juga diketahui sebagai satu-satunya hewan invertebrata yang bisa menggunakan perkakas.

Dengan tingkat kecerdasan yang luar biasa seperti itu, banyak ilmuwan yang percaya kalau di samping manusia, Gurita adalah makhluk lain penghuni planet ini yang sebenarnya bisa menciptakan bahasa dan membentuk sebuah peradaban. Satu-satunya hal yang menghalangi Gurita untuk memiliki peradaban dan memiliki bahasa adalah usianya yang pendek. Beberapa spesies gurita hanya mampu bertahan hidup selama 6 bulan saja. Spesies lain yang lebih besar seperti Gurita Raksasa Ppasifik Utara misalnya bisa hidup sampai usia lima tahun. Penyebab utama pendeknya usia gurita adalah aktivitas reproduksinya, gurita jantan hanya mampu hidup beberapa bulan setelah kawin sedangkan gurita betina hanya mampu hidup sampai beberapa saat setelah telurnya menetas. Itulah sebabnya anak Gurita hampir sama sekali tidak mendapat pengetahuan apapun dari orang tua mereka, inilah yang membuat gurita, hewan yang cerdas ini tidak bisa membentuk sebuah peradaban sebagaimana halnya Manusia, makhluk cerdas lain penghuni bumi tercinta.

Fakta ini pula yang membuat banyak ilmuwan yang berspekulasi bahwa kehidupan cerdas di planet lain (kalau ada), bisa jadi dimiliki oleh makhluk yang berbentuk mirip Gurita.

Menurut mitologi orang Hawaii, dunia yang kita tinggali saat ini adalah dunia yang dibentuk setelah sang Pencipta menghancurkan alam sebelumnya (kiamat) Berdadarkan mitologi ini, orang Hawaii percaya kalau Gurita adalah satu-satunya makhluk cerdas yang bertahan hidup dari kiamat dunia sebelumnya dan tetap hadir di dunia ysng kits tinggali saat ini.

Begitulah kisah Paul, fakta ilmiah dan mitologi tentang Gurita.

Sekarang mari kita bayangkan, apa jadinya kalau Paul tinggal di Indonesia (terutama di pulau Jawa), negeri yang penduduknya begitu percaya kepada berbagai hal yang berbau klenik dan tahayul, yang kalau mengalami sebuah kejadian luar biasa, langsung mengaitkannya dengan berbagai mitos dan legenda.

Di Jawa, di beberapa daerah, sebuah kuburan milik seorang tokoh besar di masa lalu seringkali dipercaya memiliki kekuatan keramat sehingga menarik minat banyak orang untuk mengalap berkah, mulai dari minta pelarisan usaha, minta jodoh, minta anak sampai menyembuhkan penyakit. Saking banyaknya pengunjungnya sampai-sampai Pemda setempat mentenderkan pengelolaannya. Kenyataan seperti yang biasa saya saksikan ini membuat saya begitu miris menyaksikan kuburan Iskandar Muda di kompleks Meuligoe Aceh yang tampak tak terawat dan tidak dipedulikan orang, saya bayangkan seandainya kuburan ini terdapat di Pulau Jawa, bukan di Provinsi tempat kelahiran saya, tentu kuburan tersebut akan didatangi banyak orang, lalu bisa ditenderkan dan akan menyumbangkan PAD beberapa milyar rupiah setiap tahunnya.

Fenomena terbaru kasus klenik semacam ini adalah fenomena Ponari di Jember, yang cerita tentang batu petir miliknya mengundang ribuan orang untuk meminta berkah darinya. Orang-orang miskin yang menderita sakit, yang tidak kuat membayar tingginya biaya kesehatan di negeri ini seperti mendapat durian runtuh mendengar berita ini, mereka pun kemudian ramai-ramai mendatangi Ponari untuk meminta air celupan batu petir miliknya yang dipercaya bisa menyembuhkan penyakit mereka.

Di televisi juga pernah ditampilkan, di sebuah daerah lahir seekor anak kambing yang wajahnya menyerupai manusia yang mati sesaat setelah dilahirkan. berita ini langsung mengundang kedatangan banyak orang dan seperti biasa orangpun mulai mengarang cerita macam-macam dan percaya kalau anak kambing itu memiliki kekuatan supranatural.

Ketika di negeri ini ada anak kambing yang lahir cacat sehingga mukanya jadi mirip manusia saja dipercaya memiliki kekuatan supranatural sehingga banyak didatangi orang untuk mengharap berkah.

Maka bayangkanlah apa jadinya kalau hewan sespektakuler Paul ada di sini, saya bisa pastikan kalau akuariumnya tidak akan berhenti didatangi orang dari mana-mana. Air Aquariumnya akan dipercaya memiliki khasiat luar biasa, yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit, mulai dari penyakit ecek-ecek seperti kadas dan kurap, sampai penyakit serius semacam kanker dan tumor bahkan mampu menetralisir pelet dan gangguan makhluk halus.

Oleh pemiliknya Paul pasti akan diperlakukan layaknya dewa, diberi gelar kehormatan Kyai, sebagaimana gelar Kyai yang disandang oleh Kyai Slamet, kerbau bule di keraton solo yang dipercaya sebagai hewan keramat. Bukan tidak mungkin juga akan bermunculan cerita di masyarakat tentang Paul, yang mengatakan kalau Paul dulunya adalah hewan peliharaan Sunan Kalijaga yang diberi kekuatan khusus oleh pemilik lamanya.

Alih-alih ada yang berpikir menjadikannya Tokiyaki atau Paella, sebaliknya, selain mendapat makanan dan perlakuan istimewa, tiap Selasa Pahing dan Jum'at Kliwon, di depan Aquariumnya, Paul akan mendapati tumpukan sesajen yang berisi kembang tujuh rupa.

Bahkan FPI-pun akan menjadi sasaran amuk massa jika sampai berani mengusik keberadaannya.

Wassalam

Win Wan Nur
Penggemar Seafood, Timnas Brazil dan Inter Milan

www.winwannur.blog.com
www.winwannur.blogspot.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun