Dulu permainannya tarik ulur,
Jemari kita bersentuhan,
Bahkan aku bisa merasakan
hangat napasmu di tengkukku.
Kini kurasa kau melepas genggamanmu.
Dan aku tak kuat
menahan layang-layang ini diterpa angin sendirian.
Layang-layang kita terbang ke ujung awan,
dan kutersadar kau telah mengejar layang-layang baru,
Berwarna putih beledu.
(Winis Tirtani Seaprila)
...dan yang putih beledu itu terputus.
Hilir mudik jalannya.
Benangnya menyayat dalam telapak tanganku.
Sedangkan peluh yang mengeluh dari ragamu berkucur berhambur meraihnya...
Meraih putih beledu yang kian usang diterpa angin.
Namun aku hanya ingin merenungi, sejenak.
Nganga di telapak tanganku yang kian membaik.
Tetap disini.
(Yemima Christiany)
PS: Sebenarnya ini adalah salah satu karya tak terduga dari saya dan teman saya. Berawal dari saya yang memasang status galau di akun facebook kemudian dikomentari oleh Yemima, akhirnya jadilah sebuah puisi. Terma kasih buat yang udah mampir baca. Apalagi yang berbaik hati kasih komentar dan masukan. :)