Berkat dan janji Allah tidak bersyarat, tidak bergantung pada kecerdasan manusia, atau kemampuan Abraham, tetapi pada kesetiaan Allah[1]. Hal ini dapat berarti bahwa berkat dan janji Allah tidak memerlukan kebaikan manusia didalamnya. Allah menyampaikan "perkataan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan melakukan sesuatu"[2] itu dan dikerjakan dengan perantaraan Abraham. Allah menyatakan kesediaan dan kesanggupan-Nya kepada Abraham dalam perjanjian yang kekal. Kej 12:2-4 mencatat untuk pertama kalinya perjanjian Allah dengan Abraham disampaikan.
KEMBALI KE ARTIKEL