Secara umum, film ini berbobot. Kandungan filsafatnya sangat kental pada film ini. Sarat pesan moral terutama untuk para pemimpin, terlihat pada saat adegan terakhir, Sang Romo berkata, "Jika kamu mau jadi politikus, hendaknya kamu mempunyai mental sebagai politikus. Sebab, jika kamu tidak memilikinya, maka yang ada hanyalah KEKUASAAN"
Memang benar apa yang 'Romo Kanjeng' ungkapkan. Menurutku, pemikiran beliau sungguh luas dan tanpa pamrih. Ia dengan rendah hati bergerak dengan lembut. Seorang politikus jika tidak memiliki mental sebagai seorang politikus, maka yang ada hanyalah mengedepankan kepentingan dirinya sendiri. Egoisme yang berkepanjangan, demi kenikmatan duniawi yang tidak mau terlepas barang sedetik pun. Hingga korupsi kian merajalela.
Film ini telah membuka mataku, bahwa persatuan adalah segalanya. Sederhana adalah keindahan yang tiada bandingnya. Terima kasih yang tak terhingga kepada para kru yang terlibat di dalam terciptanya film ini, sehingga aku dapat memaknainya sebagai sesuatu yang luar biasa. Aku bisa mengetahui lebih jauh lagi mengenai sejarah, khususnya pada masa penjajahan, dan terlebih aku menjadi mengerti lebih dalam lagi tentang sosok anak bangsa yang benar-benar mencintai. Itulah sifat asli bangsa Indonesia. Melalui keberagaman, malah bisa mempersatukan.
Harapanku, semoga film-film semacam ini semakin banyak diproduksi, seperti yang sudah pernah dibuatkan film misalnya Tjut Nyak Dhien dan film perjuangan bangsa lainnya. Aku mau, film Kartini juga akan segera dibuat, agar generasi bangsa semakin mengenali sifat-sifat agung; yang asli bangsa Indonesia, sehingga generasi muda kita dapat meneladani para pahlawan kita, menjadi lebih terpuji lagi dengan tidak KORUPSI, tetapi mengedepankan kepentingan rakyat dan seluruh bangsanya. Itu harapanku.