Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Buah Manggis Rasa Cinta: Lewat Metamorfosis Kutemukan RealitasNya

28 Juni 2014   05:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:29 101 4
Buah manggis, itu buah favourite Kangmas Matahariku. Ia mengatakan bahwa buah manggis itu suci rasanya.

Menyimak arti kehidupan ini adalah merupakan sebuah waktu terindah untuk diungkapkan. Tentang kesejatian diri versus kesenangan. Tentang zona nyaman versus ketidaknyamanan. Tentang kenikmatan versus pengorbanan. Semua seolah dikotomi saling berkejaran. Saling berebut untuk memengaruhi keputusan-keputusan kecil dan remeh temeh,  hingga keputusan-keputusan tingkat tinggi kepentingannya dan urgent.

Memaknai realitasNya memang bukan perkara mudah. Harus mengandaikan kehilangan diri (selfless). Meleburkan ego (merasa paling benar, sombong, iri hati, cemburu, dendam, merasa memiliki sesuatu atau sering disebut dengan kemelekatan akut). Padahal apabila ditilik lebih ke dalam lagi, sesungguhnya bahwa diri ini tidaklah eksis. Hanya ada DIA, tiada lainnya. Inilah realitasNya. Bagaimana menyelami pengorbanan di dalam hidup. Pengosongan diri untuk menyambut kehadiranNya. Sebab, hanya DIA is the real, and called as THE LOVE, everything else is illusions.

Realitas keagunganNya terpancar lewat belas kasih, cinta, dan pengorbanan. Sehingga saat merasa jauh dariNya,  alangkah bijak apabila dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, jiwa ini masuk ke dalam realitasNya. Melakukan banyak hal terbaik di sana seraya menyanyikan lagu syukur penuh senyum kepadaNya. Dalam suka duka hidup, tetap tinggal di dalam lingkar kasihNya. Hanya ada kedamaian dan bahagia sejati. Tiada sakit dan kekecewaan di tempat ini. Sebab diri ini tiada. Hal apakah gerangan yang dapat membuat sakit, kecewa, dan terluka terhadap sebuah ketiadaan?

Menjadi kepompong saat dilema hidup dan kebingungan luar biasa mendera. Mengikat diri kepada pengorbanan. Agar kelak, ketika tiba saatnya menjadi kupu-kupu, akan menjadi kupu-kupu tercantik di muka bumi ini. Anggun dengan pemikiran, pemahaman, pendengaran, dan pengelihatan baru, semegah pakaiannya sebagai kupu-kupu. Saat menjadi kepompong adalah saat-saat memohon anugerah terindahNya. Perlahan tetapi pasti,  kepompong akan berproses di tengah penderitaan dan kepasrahannya untuk menemukan kesejatian dan menyelami bagaimana realitasNya di dalam keseharian. Inilah sebuah awal menjadi manusia bebas. Metamorfosis terindah telah mencatatkan dirinya di dunia ini! Kemudian terbang melayang seperkasa burung rajawali dengan keelokan sayap serupa troides aeacus golden birdwing.

- Seri Matahariku -

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun