Para petinggi itu kok rasanya nggak punya kerjaan lain yang harus dipusingkan sampe urusan pakaian bekas aja masuk ke daftar permasalahan negara. *heran*
Kenapa dibilang mempermalukan? Karena untuk urusan pakaian bekas aja harus membeli dari negara lain, sehingga menurunkan komoditas tekstil di Indonesia, ah masa? Setahu saya pemandangan yang ada di mall-mall atau toko-toko pakaian tidak mengiyakan pendapat tersebut, bukannya kebutuhan tiap orang soal pakaian kan bervariasi, masyarakat kelas menengah keatas mungkin akan membeli pakaian di mall atau toko-toko, untuk kelas menengah kebawah mungkin akan membeli di pasar tradisional atau bisa jadi pakaian bekas yang di jual di pasar senen menjadi pilihan mereka, bahkan ngga sedikit juga kalangan menengah atas sampai artis atas juga kerap menyatroni pasar senen.
Kembali lagi, permasalahan pakaian bekas ini tidak sepantasnya menjadi perhatian para petinggi negara, masih banyak hal-hal lain yang lebih rumit dan perlu dipikirkan ketimbang mengurusi pakaian bekas. Atau, akan lain ceritanya kalau para petinggi itu sengaja mengangkat persoalan ini biar dibilang punya kerjaan.