WONOSOBO-Jumat (12/11) Mahasiswa KKN Tematik UNDIP 2021 di Dusun Sikunang, Desa Sikunang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo mengenalkan inovasi produksi purwaceng dengan metode simplisia akar dan daun. Berangkat dari sebuah persoalan yang timbul pada budidaya dan produksi purwaceng di Dusun Sikunang yang dianggap kurang efektif dalam memenuhi permintaan pasar. purwaceng dilakukan dalam kapasitas yang besar seperti per kg atau per ons. Sehingga hanya kaum tertentu yang mampu dan berminat membelinya.
Oleh karena itu, Winda Miranti yang merupakan salah satu mahasiswa KKN Tematik Undip 2021 dari jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis dibawah bimbingan Bapak Ir. R. TD. Wisnu Broto, M. T., mengusulkan adanya pembaharuan dalam teknik produksi purwaceng untuk mengatasi keresahan masyarakat Dusun Sikunang yang merupakan petani purwaceng.
“Simplisia diartikan sebagai tanaman obat yang tidak melalui pengolahan lebih lanjut kecuali melalui pengeringan. Disini saya mengusulkan agar memisahkan bagian akar dan daun purwaceng, sehingga pengemasan dan penjualan akan terdiferensiasi antara bagian akar dan daunnya. Penjualan purwaceng dalam ukuran kecil seperti 5 gr atau 10 gr saja per picis. Sehingga harga akan lebih terjangkau dan dapat meningkatkan pendapatan petani purwaceng.” ujar Winda Miranti, mahasiswa KKN Tematik Undip 2021 Dusun Sikunang.
Tahap produksi simplisia akar dan daun purwaceng yaitu meliputi tahap pemanenan, pencucian, pemisahan akar dan daun, pengeringan, dan pengemasan. Purwaceng dipanen dari lahan budidaya. Kemudian dicuci sampai bersih hingga tanahnya hilang. Setelah itu bagian akar dan daun purwaceng dipisahkan. Tahap selanjutnya adalah pengeringan, dapat dilakukan menggunakan cahaya matahari atau oven sampai benar-benar kering. Setelah kering produk dikemasi per 5 gr atau 10gr secara terpisah antara bagian akar dan daunnya.
Metode simplisia akar dan daun purwaceng ini memiliki berbagai keunggulan. Selain pemrosesannya yang mudah dan praktis ternyata umur simpan produk purwaceng juga lebih lama dibandingkan dengan bentuk olahan purwaceng lainnya. Sehingga kekhawatiran akan produk yang mudah rusak dapat teratasi.
“Usulan inovasi yang saya berikan kepada masyarakat Dusun Sikunang terutama untuk petani purwaceng semoga dapat membuka insight baru kedepannya. Sehingga permintaan pasar akan purwaceng dapat terpenuhi dan menjangkau masyarakat dari berbagai golongan. Selain harga jual yang terjangkau, adanya pemisahan daun dan akar purwaceng ini akan menjadi sesuatu yang baru dan menarik.”, tutur Winda Miranti, mahasiswa KKN Tematik Undip 2021.