Di jantung Malioboro yang ramai dan berwarna - warni, terdapat seorang penjual salak gendong yang istimewa. Ia adalah seorang perempuan yang sudah terbilang lanjut usia bernama Marni (52). Dengan rambut putih yang menghiasi kepalanya, wajah keriput yang penuh dengan pengalaman hidup, dan senyumnya yang hangat, Nenek Marni menjadi ikon yang sangat menarik perhatian saya. Ditengah teriknya langit Jogja, setiap hari Nenek Marni mempersiapkan salak gendong yang segar dengan penuh kecermatan. Ia mengumpulkan salak dari pengepulnya, dengan hati- hati ia mengatur lanjut menggendong salak - salak itu diatas sebuah keranjang plastik yang dipikul bahunya.
KEMBALI KE ARTIKEL