Salah satu kegiatan menarik dari acara ini adalah jurnal kegiatan merias kelas yang diinisiasi oleh Bapak Winarno, salah satu guru yang penuh semangat dalam menginspirasi siswa-siswanya. Setiap siswa ditantang untuk mendokumentasikan perjalanan mereka dalam memahami seni melalui karya visual yang mereka ciptakan.
Di tengah keriuhan suasana kelas, terdengar kabar sedih. Seorang teman mereka, yang juga seorang guru di sekolah ini, Bu Lela Qomari, sedang mengalami masalah kesehatan yang serius. Berita ini seketika membawa kesedihan mendalam di antara semua yang mengenalnya.
Namun, di balik kabar duka ini, ada sebuah kekuatan yang menguatkan. Para siswa dan guru-guru bersatu dalam doa untuk kesembuhan Bu Lela. Mereka mengirimkan doa-doa yang penuh harapan, memohon agar Allah SWT memberikan kesembuhan yang sempurna dan kekuatan kepada Bu Lela serta keluarganya.
"Ya Allah, Engkau adalah Maha Penyembuh," doa mereka bersama-sama. Di antara pelajaran seni dan bahasa yang dihayati dengan penuh semangat, mereka belajar bahwa kehidupan juga mengajarkan mereka tentang kebersamaan dan keikhlasan.
Setelah acara selesai, para siswa terus mengingat Bu Lela dalam setiap doa dan langkah mereka. Mereka merasa bahwa setiap karya seni yang mereka hasilkan adalah juga bentuk doa untuk kesembuhan beliau.
Hari-hari berlalu di MTsN 1 Bandar Lampung, tetapi semangat untuk belajar dan berdoa tidak pernah surut. Mereka belajar bahwa seni tidak hanya tentang ekspresi diri, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa menyatukan hati dalam kebaikan dan kepedulian kepada sesama.
Di sela-sela proses kesembuhan Bu Lela, mereka terus berharap dan percaya bahwa cahaya harapan akan selalu ada untuk mereka semua, dalam setiap langkah hidup mereka.