Yani: "Liburan di Lampung benar-benar menyegarkan, ya? Pantainya indah sekali. Tapi sekarang saatnya kita menuju Bandung untuk Temu Penulis."
Husen: "Setuju. Aku senang sekali bisa menikmati keindahan Lampung, tapi lebih senang lagi bisa mengikuti acara Temu Penulis KBMN III."
Yani: "Mari kita ke pelabuhan sekarang. Perjalanan ini pasti akan menarik."
Pukul 12.56, usai turun dari kapal, Yani dan Husen melihat seorang anak yang dituntun ibunya. Anak itu berpegangan pada tangan kanan ibunya, sementara di tangan kirinya membawa plastik kresek yang tampak berat. Di punggungnya tergantung tas kecil melintang. Di belakang mereka, seorang pria yang mungkin ayah anak tersebut membawa backpack warna biru di punggungnya, serta memegang backpack hitam di tangan kanan dan kresek warna hitam yang tak kalah penuh di tangan kirinya.
Yani: "Lihat keluarga itu, Husen. Rasanya seperti melihat diri kita sendiri waktu kecil, ya?"
Husen: "Iya, nostalgia sekali. Semoga perjalanan mereka juga menyenangkan seperti kita."
Yani: "Oh, itu bus kita sudah datang!"
Bus mulai bergerak meninggalkan Pelabuhan Merak. Mereka duduk di kursi yang nyaman, dengan aroma pendingin udara yang segar di sekitar mereka.
Yani:"Akhirnya kita berangkat. Aku bisa mendengar deru mesin bus yang stabil, semoga perjalanannya lancar."
Husen: "Aku juga berharap begitu. Rasanya senang sekali bisa duduk dengan nyaman dan melihat pemandangan luar dari jendela."
Pukul 6:20, sudah dua puluh menit bus tiba di Terminal Pakupatan, Serang, Banten. Mesin mobil tetap hidup, AC menyala, dan pintu kiri terbuka. Sopir entah kemana, meninggalkan penumpang di dalam bus. Bus jurusan Bandung ini berangkat dari Terminal Merak pada pukul 4:30.
Pedagang asongan silih berganti naik turun menawarkan dagangannya. Air mineral, tahu kacang, kurma, dodol, dan telur asin.
Yani: "Aku selalu suka melihat keramaian terminal seperti ini, ada semacam rasa hidup dan dinamika yang bisa kita rasakan."
Husen: "Benar, aku bisa mencium aroma makanan dari pedagang asongan yang naik turun. Sepertinya mereka menjual nasi uduk dan gorengan. Membuatku lapar."
Yani: "Kita masih punya bekal roti dari pelabuhan, kalau mau."
Bus melanjutkan perjalanan dan singgah sebentar di Tugu Debus.
Yani:"Lihat, Husen. Itu Tugu Debus. Sejarahnya sangat menarik, ya?"
Husen: "Iya, ikon kebanggaan Banten. Melihatnya dari dekat, aku bisa merasakan betapa kuatnya budaya di sini."
Perjalanan berlanjut dan bus singgah di Kebon Jeruk. Mereka mendengar suara riuh rendah dari pasar terdekat.