Di sebuah kota kecil yang dikenal dengan sebutan Metro, terdapat sebuah kedai kopi kecil yang menjadi tempat berkumpulnya para remaja setelah jam sekolah. Kedai kopi itu dikelola oleh seorang tua yang ramah bernama Pak Slamet.
Hari itu, Raflesia dan beberapa temannya, Biolis dan Some, berkumpul di kedai kopi tersebut setelah pulang sekolah. Mereka memesan segelas kopi untuk menghilangkan kantuk setelah seharian belajar di sekolah.
"Baru bangun ngopi, buat melek," tulis Raflesia di grup chatting mereka.
"Hmm..mau tidur kok malah minum kopi..mau begadang tah?" balas Biolis dengan candaan.
"Buat raup biar melek," tambah Some.
Raflesia hanya tersenyum, "Hehe iya buat jaga malem di pos. Jadi ireng dong kalo buat raup."
Namun, Some menyela, "Kok buat jaga, buat saya mana..."
"Sesok pagi lah," kata Raflesia mencoba menenangkan Some.
"Besok pagi sudah dingin kopinya," balas Some dengan canda.
Pak Slamet yang mendengar percakapan mereka ikut tersenyum sambil mempersiapkan kopi pesanan mereka. "Di angetin dulu," ujarnya sambil menuangkan kopi ke dalam gelas.
"Jemur matahari," balas Some dengan candaan.
Raflesia hanya tertawa, "Jangan lah nanti gosongnya kelewatan."
Keesokan paginya, Some menyapa Raflesia di grup chatting, "Pagi sur...pa kabar...sehat selalu ya...."
Raflesia menjawab dengan doa, "Amiin, lu juga sehat-sehat iya sam."
"Some juga bertanya tentang keadaan keluarga Raflesia, "Gimana orang rumah...semoga sehat semua."
Raflesia dengan senang hati menjawab, "Alhamdulillah, orang rumah udah sehat ini."