Di kota sibuk Metro, saat hujan turun dengan derasnya, sekelompok teman terlibat dalam percakapan yang hidup melalui aplikasi pesan.
Lisdiana, yang biasa disapa Lisda, dan temannya, Lisda, saling bertukar pesan, memastikan identitas mereka dengan sapaan sederhana "Sami jeng" dan "Oooow..inggih Bu."
Sementara itu, pesan baru dari nomor yang familiar muncul. Itu dari Joko, bertanya-tanya bagaimana kabar semua orang.
"Assalamualaikum, wwb, sahabat ku semua," sapa pengirimnya.
Menanggapi Joko, Lasmiyati tidak bisa menahan diri untuk menggoda tentang seringnya dia mengganti nomor.
"Mbak Lasmi juga gimana kabarnya?" balas Joko.
Bercanda pun terus berlanjut saat mereka berbicara tentang mengisi pulsa ponsel dan menyumbang ke kotak amal.
Ketika percakapan beralih ke cuaca hujan, Joko menanyakan tentang upacara sunatan putra Lasmiyati.
"Mantu menopo sunatan?" tanyanya.
Yang dijawab oleh Biolis, "Hujan di Bandar Lampung. Tiap sore sampai malam."
Seorang teman lain ikut bersuara, dengan humor mengusulkan bahwa banjir mungkin akan mengarah ke "air parkir," memicu diskusi tentang drainase dan jalanan yang tergenang.
"Bandar Lampung depan RS. Urip Sumoharjo, samping Mall Bumi Kedaton parah, saluran got menyempit karena pada bikin trotoar jadi airnya pada parkir, males jalan-jalan," Joko menggambarkan keadaan.
Percakapan beralih ke topik yang lebih ringan, dengan pembicaraan tentang malam yang hujan, rencana akhir pekan, dan jadwal kerja.
Joko mengenang curah hujan yang sangat besar minggu sebelumnya, menyamakannya dengan lagu orang yang frustasi.
"Curah hujanya minggu kemarin luar biasa bro.....," dia berbagi.
Mereka bercanda tentang kesempatan yang terlewat untuk berenang dan keterampilan berenang Biolis, dengan bercanda menyebutnya putri duyung.
"Mantu ne sunatan," Samsi menyela.
Percakapan itu berakhir dengan harapan akan berkah di tengah hujan dan rencana untuk hari berikutnya, memastikan mereka siap untuk apa pun yang dibawa cuaca.