Sementara monumen adalah jenis bangunan yang dibuat untuk memperingati seseorang atau peristiwa yang dianggap penting oleh suatu kelompok sosial sebagai bagian dari peringatan kejadian pada masa lalu. Seringkali monumen berfungsi sebagai suatu upaya untuk memperindah penampilan suatu kota atau lokasi tertentu. Misalnya di beberapa ibu kota pusat pemerintahan seperti Washington D.C., New Delhi, dan Brasília memang telah dirancang sedemikian rupa sehingga dibangun meliputi banyak monumen kenegaraan. Lokasi Monumen Washington dirancang untuk membentuk ruang publik yang rapi dan teratur.
Dari dua definisi di atas saya lebih suka menyebutnya sebagai monumen bukan patung. Dasarnya adalah tujuan, patung bisa jadi semata-mata karena ekspresi seniman saja, sementara monumen bisa jadi ada tujuan-tujuan khusus dari pembuatannya. Nah, monumen sepeda tersebut lebih layak disebut sebagai monumen daripada patung.
Makna 7 Sepeda
Monumen yang menarik itu adalah sebuah rangkaian sepeda yang melengkung. Cobalah tengok jika anda melewati Cimahi. Ada sesuatu yang menarik perhatian dan baru di kota ini. Apalagi kalau bukan sebuah patung sepeda yang melengkung seolah-olah mau terbang. Sepeda yang ada di patung tersebut beragam, dari mulai sepeda baheula sampai sepeda jaman kini, dari ukuran gede sampai yang kecil ada dalam patung tersebut. Walaupun memang tetap saja tidak selengkap koleksi museum sepeda.
Makna 7 juga bisa memiliki banyak tafsiran dan makna. Dalam Ilmu pengetahuan, angka 7 adalah dasar dari akumulasi angka yang tak terhitung jumlahnya, mulai dari 7 atom, 7 partikel terkecil dan seterusnya Misalnya di China angka 7 dihubungkan dengan kehidupan gadis, dimana gadis mempunyai gigi susu pada usia 7 bulan dan tanggal pada usia 7 tahun, dalam 2 x 7 tahun “roda yin” membuka ketika ia mencapai masa puber, dan pada 7 x 7 = 49 datanglah masa monopause.
Dalam islam, yang menarik dan untuk dicatat adalah, bahwa surah pertama dalam Al-Qur’an, Al-Fatihah mempunyai 7 ayat. Kalimah Syahadat dalam Laa Ilaaha ilaa Allaah, Muhammad rasul Allah terdiri dari 7 kata. Menurut Al-Qur’an Tuhan menciptakan langit dan bumi menjadi 7 lapis. Lalu Thawaf mengelilingi Ka’bah di Mekkah dilakukan sebanyak 7 kali, demikian juga dengan lari lari kecil (Sa’i) antara Shafa dan Marwah. Pada akhir haji, dekat Mina, syetan di lempar dalam 3 kali masing masing dengan 7 buah kerikil kecil yang lazim disebut (melempar jumroh). Angka 7 juga disukai oleh kaum Sufi. Tasawuf memperbincangkan 7 Lathaaif, atau titik titik subtil pada tubuh tempat kaum Sufi memusatkan kekuatan spiritualnya.
Dalam tradisi Jawa, ada moment tertentu yang berhubungan dengan angka 7. Sebagai contoh ketika orang hamil sudah usia 7 bulan, maka diadakan selamatan dengan istilah yang disebut “Tingkepan”. Lalu pada bayi yang telah berusia 7 bulan, maka ada prosesi yang dinamakan turun tanah. Persyaratan Upacara adat tertentu harus menggunakan kembang 7 rupa, mandi 7 sumur, pesta kadang - kadang diadakan 7 hari 7 malam.
Nah di luar makna angka 7 tersebut, 7 sepeda bisa beragam interpretasi. Bisa jadi 7 keluarga, 7 dukungan, 7 kecamatan, 7 dananya, 7 pembuatnya, atau bisa jadi 7 karena pembuatnya 7 orang dan menyukai pemain bola bernomor 7 seperti CR7, Atep, Beckham. Saking mengidolakannya pemain nomor 7, monumen pun dibuat sebanyak 7 buah. Tetapi yang tidak saya sukai dari monumen 7 sepeda tersebut hanya satu, warna. Entah apapun itu warnanya terlalu mencolok dan partai banget. Seperti partai yang berwarna-warna, atau malah ini interpretasi juga yah? Sesuai interpretasi, itulah seni mengapresiasi seni. (Iden Wildensyah)