Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Kang Ibing, Harry Roesli, dan Persib Bandung

4 Oktober 2010   23:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:43 1131 0
[caption id="attachment_233164" align="alignleft" width="230" caption="Harry Roesli (google.image.com)"][/caption] Seniman-seniman sunda yang sangat dekat dengan Persib Bandung, kini sudah meninggalkan pendukungnya satu persatu. Harry Roesli, lebih dulu meninggalkan pendukungnya, lalu bulan ini Kang Ibing menyusul menghadap Yang Maha Kuasa. Bagi saya, mereka berdua tidak bisa dipisahkan dengan Persib Bandung. Persis seperti Benyamin dengan Persija Jakarta. Harry Roesli misalnya, cucu seniman Marah Roesli ini terang-terangan ketika menjadi juri salahsatu ajang pencari bakat di televisi swasta Indonesia, selalu mengucapkan hidup Persib sehabis memberi komentar pada salahsatu kontestannya. Bukan tanpa alasan Harry Roesli mengucapkan Hidup Persib jika bukan karena kecintaannya pada klub sepakbola kebanggaan warga Jawa Barat ini. Harry Roesli sangat bangga dan mencintai Persib Bandung. [caption id="attachment_233174" align="alignright" width="238" caption="Kang Ibing dalam ikon berbeda (google.images.com)"][/caption] Begitupula dengan Kang Ibing, walau tidak secara langsung menyatakan kecintaan pada Persib Bandung, tapi saya pernah mendengar bagaimana Kang Ibing sangat dekat dengan Persib Bandung. Komentarnya dalam kolom harian disalahsatu media cetak di Kota Bandung sering menyentil Persib Bandung. Menyentil dalam artian ''ngaheureuyan' agar para pemain Persib Bandung bersemangat meraih prestasi yang lebih baik. Kang Ibing tidak perlu diragukan lagi kecintaannya terhadap Persib, dalam sebuah harian lokal Kota Bandung, Kang Ibin pernah berkata ""Sampai kapan pun rasa cinta Akang ka Persib mah moal leungit. Akang masih ngabobotohan keneh Persib nepi ayeuna tapi ngan ukur (nonton) di tipi" (Galamedia, 29 Maret 2010). Kecintaan lainnya Kang Ibing tumpahkan dalam bentuk lagu. Kang Ibing menciptakan lagu berjudul Hariring Persib. Kang Ibing juga menciptakan lagu berjudul "Persibku Jaya". Lagu itu membahana dalam setiap laga Persib di babak 6 Besar Kompetisi Perserikatan 1986/1987 di Stadion Utama Senayan Jakarta, 25 Februari - 11 Maret 1987. Saya angkat topi pada kedua tokoh seniman Jawa Barat tersebut. Mereka sudah mewarnai lika-liku perjalanan Persib Bandung dalam mengarungi kompetisi sepakbola nasional. Semoga kepergian mereka membangkitkan semangat para pemain Persib Bandung. Kepergiannya memunculkan sosok-sosok baru dalam ranah seni Jawa Barat ini.(Iden Wildensyah/Dari berbagai sumber)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun