[caption id="attachment_130608" align="alignright" width="300" caption="Anil YPBB Sedang Menjelaskan Zero Waste di diskusi Hari Bumi Gandawesi (dok.pribadi)"][/caption]
Hari Bumi di Gandawesi Sore hari pada tanggal 29 April 2010 di tengah pelataran Kampus UPI di Bandung, teman-teman Gandawesi mengadakan acara Hari Bumi. Diskusi, pameran, performance art dan pemberian bibit tanaman kepada semua peserta. Minggu ini saya benar-benar dipenuhi dengan diskusi lingkungan. Senin malam bersama Forum Hijau Bandung membahas peta hijau, lalu Lokakarya Nasional di UIN, lalu Diskusi Seni dan Lingkungan yang paradoks di Museum Barli dan terakhir diskusi Hari Bumi di Gandawesi KPALH UPI. Untuk yang terakhir, saya jadi pembicara. Saya pembicara yang duduk bersama BPLHD Jawa Barat, Anil dari YPBB, Galih Donikara dari Wanadri. Selalu seperti biasa saya mencari yang lain, yang berbeda dari setiap diskusi. Saat itu, saya menemukannya pada pemaparan Wanadri melalui Galih Donikara, saya sering berdiskusi secara pribadi dengan Galih. Apalagi ketika Bulletin Wanadri masih eksis, hampir tiap bulan saya menyambangi kantornya untuk mengirimkan tulisan, berdiskusi atau sekedar ber-say hello saja. Diskusi dengan Galih Donikara sangat menyenangkan, saya menyerap banyak ilmu dari dia. Tentang hidup, tentang aktivitas kepecintaalaman dan tentang lingkungan hidup. Saya selalu mengenal Galih Donikara dengan tema yang terngiang ''Di Laut Kita Jaya''. Saya ingat itu, saya membacanya berulang-ulang dan membuat saya menuliskan sebuah catatan tentang menjadi pelaut. Di diskusi itu, Galih Donikara menyampaikan banyak hal, saya seide dengan dia. Saya menemukan hal lain di diskusi Lingkungan ini dari dia. Dia mengemukakan bagaimana seharusnya generasi muda menjaga bumi tetap seimbang dan terutama bagaimana harus mencintai negeri ini. Negeri Indonesia yang kita cintai. Inilah yang mengawali setiap petualangan Wanadri. Tidak semata-mata melakukan perjalanan, tetapi juga misi mengeksplorasi dan menunjukan keindahan Indonesia pada Dunia bahwa banyak tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi dan tentu saja di jaga agar tetap bersatu dan daya dukung lingkungannya tetap seimbang. Kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film dan pemberian bibit pohon sesudah acara beres. Sampai malam, acara pemutaran film cukup berhasil, saya seperti dibawa pada saat menonton layar tancap, bedanya hanya film yang diputar saat ini adalah film tentang lingkungan hidup yang mengalami kerusakan. Ketua pelaksana, Diego Dirgantara mengatakan bahwa acara ini adalah bagian dari upaya penyadaran lingkungan yang moment-nya bersamaan dengan Hari Bumi tanggal 22 April. Begitupula dengan ketua dewan pengurus Gandawesi, Dede Heriadi yang menuturkan bahwa kerusakan lingkungan itu sudah nyata dan kepedulian mahasiswa belum terlihat nyata, masih temporer, makanya yang perlu dilakukan sekarang adalah terus menerus mengkampanyekan gerakan lingkungan. Diskusi ini salahsatu bentuk kepedulian Gandawesi sebagai pencinta alam terhadap lingkungan.
Sukses untuk Gandawesi! Maju terus aktivis lingkungan! Inilah rangkain diskusi di Bandung selama seminggu (26 April-29 April 2010) [caption id="attachment_130644" align="aligncenter" width="300" caption="Lokakarya Nasional "Islam dan Lingkungan" di UIN SGD (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_130646" align="aligncenter" width="300" caption="Diskusi Forum Hijau Bandung di Holiday inn Bandung (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_130649" align="aligncenter" width="300" caption="Diskusi Seni dan Lingkungan yang Paradoks di Museum Barli (dok.pribadi)"][/caption]
KEMBALI KE ARTIKEL