Tapi ... bolehkah aku cemburu?
Ku tahu, Â aku dan kamu ... hanya terjebak pada rasa nyaman dan saling membutuhkan demi mengusir resah, namun kita enggan untuk saling memiliki. Sehingga ... saat aku melihatmu pergi dan bahagia dengan yang lain, aku tak punya kuasa apapun untuk menghentikan langkahmu.
Tapi ... bolehkah aku cemburu??
Karena ... bagaimanapun aku adalah manusia biasa yang memiliki hati yang begitu rapuh. Aku mudah sekali untuk bahagia saat kamu datang dengan segala sikap manis dan perhatianmu. Â Mudah sekli luluh di saat kamu merajuk memintaku tetap di sisimu. Tapi ... aku pun tak sulit merasa patah dan terluka di saat melihatmu tertawa bahagia serta mengabaikanku dengan begitu gampangnya. Ketika dengan mudahnya kau bercengkrama begitu manis nan romantis dengn dia di hadapanku, berlaga seolah ku tak ada!
Maka ... sekali lagi kutanya, bolehkah aku cemburu?? Sedangkan kutahu bahwa kamu bukanlah siapa-siapa. Kita hanya sepasang insan yang dekat tanpa hubungan yang mengikat!
Sekali lagi ... bolehkah aku cemburu? Meski kita bukanlah siapa-siapa.